Ahad 28 May 2023 23:13 WIB

Sejuta Buku dari Yayasan Fokal Bantu Sekolah Terdampak Banjir di Tamiang

Bantuan buku untuk sekolah terdampak banjir akan disalurkan pada 10-14 Juni 2023.

Yayasan Fokal distribusikan bantuan buku kepada sekolah terdampak banjir di Tamiang.
Foto: Yayasan Fokal
Yayasan Fokal distribusikan bantuan buku kepada sekolah terdampak banjir di Tamiang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Fokal akan memberikan bantuan buku kepada sekolah sekolah yang terkena dampak banjir Tamiang yang terjadi pada bulan November 2022 di daerah kabupaten Aceh tamiang. Bantuan ini bagian dari kegiatan Sejuta Buku untuk Aceh Tahap XI yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2023.

Kegiatan Sejuta Buku Untuk Aceh merupakan program bantuan buku untuk perpustakaan sekolah yang ada di seluruh Provinsi Aceh. Gerakan yang dicetuskan oleh Yayasan Forum Komunikasi Alumni Lhokseumawe di Jakarta (Yayasan FoKAL) ini telah dilaksanakan sejak tahun 2005.

Baca Juga

Pada awalnya gerakan ini ditujukan untuk sekolah-sekolah yang terkena dampak tsunami 2004. Hingga kini Gerakan Sejuta Buku telah berhasil diselenggarakan sepuluh  tahap dengan daerah distribusi buku mencakup empat kota dan dua belas  kabupaten di Provinsi Aceh,” kata Ketua Yayasan FoKAL, Said Rulam kepada media, Kamis (25/5).

Ia menambahkan,  tahap kesepuluh telah dilaksanakan pada bulan Desember 2019. Untuk tahapan selanjutnya, yaitu tahap ke sebelas tahun 2023, Yayasan FoKAL akan melaksanakan pembagian buku ke Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bener Meriah, dimana Khusus untuk sekolah di Aceh Tamiang diberikan kepada sekolah-sekolah yang terkena dampak banjir.

“Sekolah-sekolah yang akan menerima bantuan ini meliputi SMKN 2 Karang Baru, SMAN 2 Tamiang Hulu, SMAN 4 Kejuruan Muda, MAS Tamiang Hulu, MAN 1 Tualang Cut,  SMKN 1 Lhokseumawe, SMKN 6 Lhokseumawe, SMKN2 Bener Meriah, SMAN 1 Timang Gajah,” tuturnya.

Bantuan buku akan disalurkan pada 10-14 Juni 2023.  “Tim Panitia dari Yayasan FoKAL akan bergerak dari Jakarta menuju Aceh dengan membawa langsung bantuan buku ke perpustakan sekolah yang telah disurvei  sebelumnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pada tahap kesebelas ini, seluruh bantuan buku yang akan disalurkan merupakan bantuan dari berbagai pihak di Jakarta. Ada yang bersumber dari perusahaan, lembaga, maupun perorangan.

 

“Hingga saat ini diperkirakan jumlah buku dari para donatur akan mencapai 1.000 buku di mana beberapa penerbit ikut memberikan kontribusinya seperti Penerbit Republika, Penerbit Simbioasa dan Penerbit Kompas Gramedia, mereka mengambil peranan penting dalam memberikan bantuan buku kepada Yayasan FoKAL,” ungkap Said.

 

Disamping bantuan dari penerbit, sumbangan yang diperoleh pada tahap XI ini juga merupakan hasil kolaborasi Yayasan Fokal bersama Seuramoe Syedara Lhokseumawe (Seusama) dan Perhimpunan Masyarakat Aceh Tamiang (Permata).

Ketua Seusama Zulkifli Ibrahim menyatakan: “Sinergi ini terbangun dikarenakan Seusama merupakan organissasi induk dari  masyarakat Lhokseumawe di Jabodetabek dan bernaung dibawah payung Taman Iskandar Muda. Sedangkan Permata merupakan organisasi sejenis yang kami ajak untuk ikut serta sehubungan dengan fokus kegiatan bantuan untuk kawasan Tamiang,” 

 

Dalam proses pengumpulan buku, Gerakan Sejuta Buku untuk Aceh juga berusaha memudahkan proses donasi buku bagi penyumbang buku perorangan. Mereka  dapat langsung memasukkan buku-buku  yang akan mereka sumbangkan melalui book drop. Pola ini cukup berhasil dan telah dijalankan mulai  tahap ke delapan.

 

Kini, gerakan Sejuta Buku telah berjalan dalam kurun waktu 18  tahun. “Yayasan FoKAL mengalami banyak suka dan duka dalam memperjuangkan  gerakan ini agar tetap berjalan. “Ada tahun-tahun dimana kita tidak mampu menggalang donasi contohnya  seperti pada tahun 2020-2022 kegiatan kami terkendala dengan pandemi Covid-19” tuturnya.

 

Dan perjuangan ini belum usai dan akan terus berlanjut. Ini merupakan komitmen Yayasan Fokal dalam menyikapi rendahnya minat baca dan buruknya literasi di Indonesia.  “Kita masih punya masalah besar yang berhubungan dengan perbukuan dan literasi di Indonesia.  Minat baca sangat rendah dan distribusi buku serta koleksi buku perpustakaan  juga tidak baik.  Menurut data statistik dari UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan minat baca dan tingkat literasi rendah,” ungkap Said Rulam.

 

Berangkat dari kondisi tersebut, Yayasan FoKAL akan terus mengambil peran. “Kami tidak boleh menunggu keadaan perbukuan akan membaik dengan sendirinya. Kami harus berbuat.  Walaupun buku-buku yang telah kami kirim tersebut tidak memadai dari sisi jumlah, apalagi luasnya cakupan area yang harus kami kunjungi, namun ini merupakan sebuah ikhtiar dan penyemangat bagi sekolah dan siswa yang kami kunjungi untuk terus meningkatkan minat baca, membenahi fasilitas perpustakan mereka dan membuat sarana perpustakaan menjadi tempat menyenangkan untuk dikunjungi oleh siswa, seluruh elemen harus bergerak” pungkas Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement