REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengatakan tidak mengetahui adanya bendera pelangi yang identik dengan LGBT pada aksi massa di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Dia bahkan tidak mengetahui adanya aksi yang digelar oleh sekelompok orang yang terjadi pada Sabtu (20/5/2023) lalu.
"Kami belum mendapatkan informasi itu," kata Ketua Satpol PP DKI Arifin kepada Republika pada Rabu (24/5/2023).
Jawaban tersebut terkait pertanyaan menyoal aksi sekelompok orang yang mengibarkan bendera warna-warni pada saat melakukan sebuah aksi di kawasan Monas yang tengah ramai di media sosial. Berdasarkan hasil penelusuran Republika, aksi itu digawangi oleh kelompok Women's March Jakarta.
Melalui akun Twitter @womensmarchjk, komunitas tersebut menyerukan aksi yang diselenggarakan pada Sabtu (20/5/2023) pukul 07.00. Adapun titik kumpul aksi tersebut adalah IRTI Monas, Jakarta Pusat.
Usai aksi massa berlangsung, komunitas tersebut dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan. Pihaknya mengimbau untuk melaporkan segala bentuk ujaran kebencian mengenai aksi massa mereka.
"Mari kita saling menjaga dan memberikan dukungan kepada sesama. Jika kamu menemukan postingan berisi ujaran kebencian terhadap peserta aksi Women's March Jakarta (WSJ), segera laporkan melalui fitur laporan," kata akun tersebut dikutip Republika pada Rabu.
Adapun isi Retweet pada lini masa Twitter di akun WSJ adalah sejumlah orang dengan bangga mengibarkan bendera pelangi, beberapa orang memegang poster bertuliskan perlawanan terhadap kekerasan seksual, hingga poster pada pemenuhan transpuan.
"@womensmarchjkt kali ini lebih berkesan, karena walau gak pernah absen dari 2017, tapi ini pertama kalinya aku hadir sebagai transpuan. Aku ngerasa di celebrated oleh ribuan orang yang berjuang disini ❤️🏳️⚧️ #womensmarchjakarta #SudahiBungkamLawan," kata akun Twitter @novalauli****.
Dalam aksi massanya, WSJ menuntut beberapa hal seperti mendorong pemberian hak pendidikan yang berkeadilan yang inklusif. Menjamin anak perempuan untuk mendapatkan hak pendidikan tanpa diskriminasi dan adil gender.
Memajukan pendidikan dan pemberdayaan dan akses yang inklusif bagi anak-anak perempuan disabilitas, anak dengan HIV?AIDS, anak narapidana, dan anak pengguna napza. Pihaknya juga mendorong pengesahan Bahasa Isyarat Indonesia sebagai bahasa isyarat resmi.
"So Happy Today! Bergerak Bersama! Lawan Kekerasan! Sudahi Bungkam, Lawan! Thank You sisters @IppiNasional All volunteers @womensmarchjkt #SudahiBungkamLawan #GerakBersama #WLHIVRightisHumanRight," kata akun lain disertai foto-foto dan video aksi march.
Dalam aksi yang terekam oleh unggahan video beberapa pengguna Twitter, mereka mengibarkan bendera pelangi. Sejumlah massa juga terlihat memakai kaos pelangi.