REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Mahfud MD belakangan ini terdengar santer di telinga publik. Pasalnya, tokoh nasional yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu muncul dalam berbagai survei sebagai sosok calon wakil presiden (cawapres) potensial di Pilpres 2024 mendatang.
Bahkan, nama Mahfud juga muncul dalam Musyawarah Masyarakat (Musra) yang telah berlangsung di berbagai daerah di Indonesia sebagai nomor urut satu dari sederet tokoh cawapres potensial.
Pengamat komunikasi politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Gun Gun Heryanto menuturkan, munculnya nama Mahfud di berbagai survei dan juga Musra, bukan menjadi hal yang mengejutkan. Sebab, menurutnya, nama Mahfud sejatinya telah mewarnai dunia politik nasional saat ini.
Dia pun mengakui, sosok Mahfud memang unggul di berbagai sisi, mulai dari sisi intelektual, kapasitas sosial, hingga kapasitas organisasional. Maka, tak heran jika Mahfud menjadi satu di antara tokoh-tokoh yang patut dipertimbangkan.
"Kenapa saya bilang begitu, pertama, dari kapasitas intelektual, beliau bukan semata-mata guru besar, tetapi juga artikulasi pemikirannya jelas, memiliki visi kenegaraan yang mumpuni," kata Gun dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/5).
"Kemudian dari sisi kapasitas sosial ya ragam interaksi komunikasi dengan organisasi di tengah masyarakat, kemudian ruang lingkup nasional melalui organisasi-organisasi keagamaan, maupun organisasi-organisasi yang berkelindan dengan banyak simpul-simpul masyarakat," lanjutnya.
Untuk itu, dia menyarankan, Mahfud keluar dari kesan elite-nya dengan turun ke bawah melalui beragam aktivitas yang ada di luar lingkup tugasnya sebagai Menko Polhukam. "Sebagai menteri kan tentu fokus pada kerja-kerja menteri dia. Itu kan kapasitas sosial, artinya dia bersentuhan dgn ragam organisasi yang menjadi modas sosial (social capital)," sarannya.
Di sisi lain, Gun Gun juga menilai, integritas Mahfud sebagai tokoh nasional sampai dengan saat ini masih belum menuai cacat di tengah masyatakat. Justru menurutnya, integritas Mahfud semakin terkerek setelah membuka beberapa kasus kakap belakangan ini, seperti kasus dugaan TPPU di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hingga pembunuhan berencana yang dinahkodai mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
Dia menilai, langkah Mahfud membuka kasus kakap, khususnya terkait dugaan TPPU yang nilainya terbilang jumbo merupakan cerminan dari keberanian dirinya dalam mengambil risiko. Pasalnya, dalam membuka kasus tersebut, Mahfud telah membuka diskursus positif masyatakat untuk lebih melek politik dan hukum terkait dengan TPPU.
Meskipun di satu sisi, Mahfud harus berhadapan dengan perdebatan di DPR yang merupakan konsekuensi yang harus ia terima. "Ini Mahfud menjadi pengambil risiko yang berani. Jadi pada prinsipnya saya melihat Pak Mahfud berpengalaman jadi calon wakil presiden di 2019. Kan nama Pak Mahfud yang digadang-gadang menjadi cawapres Pak Jokowi sebelum injury time muncul nama Pak Kiai Ma'ruf," terangnya.
"Bagi saya saya sih sesuatu yang wajar nama Pak Mahfud dipertimbangkan," imbuhnya.
Senada dengan Gun Gun, Pengamat Politik UIN Jakarta, Adi Prayitno juga menilai, munculnya nama Mahfud dalam Musra relawan Presiden Jokowi sebagai sosok cawapres potensial merupakaan hal yang wajar.
Menurut Adi, Mahfud merupakan sosok yang memiliki nilai lebih di mata masyarakat, karena dari segi kapasitas, kompetensi, serta popularitas berada di atas rata-rata. Bahkan dikatakan Adi, Mahfud adalah orang yang dinilai punya integritas dan memiliki dedikasi di atas rata-rata.
"Mahfud potensial menjadi salah satu cawapres favorit, figurnya cuku populer, digandrungi, dan memiliki rejam jejak yang memadai," kata Adi, Rabu (17/5).
Adi menuturkan, rekam jejak yang dimiliki Mahfud terlihat jelas, mengingat dirinya juga pernah masuk radar bursa cawapres pada Pilpres 2019 lalu yang pernah dijagokan untuk menjadi pendamping Jokowi.
"Saya kira tidak ada yang meragukan kapasitas, kompetensi, dan popularitas Mahfud MD. Tinggal bagaimana Mahfud dan para pendukungnya meyakinkan apakah ada partai dan calon yang tertarik untuk menduetkan Mahfud dengan siapapun dengan ganjar, dengan Prabowo dan lainnya," pungkasnya.