Lebih lanjut, HBS juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur dengan ancaman apapun yang datang pada dirinya. Ia juga mengatakan bahwa dirinya siap mati untuk berjuang melawan kezaliman.
"Seorang pejuang sejati itu tidak banyak bicara, mau main-main saya ajari bagaimana cara mainnya. Mau main-main sama saya, saya bakal ajari bagaimana cara mainnya, ingat, ancaman apapun ngga bakal bikin Bahar bin Smith mundur. Ini Bahar bin Smith. Apapun ancamannya ana nggak peduli. Andaikan ana mati juga, itu cita-citanya ana kok. Habib Bahar berani banget ya berani mati? Bukan, ana bukan berani mati. Habib Bahar berani banget ya cari mati? Ana jatuh cinta dengan mati. Tapi matinya bukan mati konyol, matinya untuk berjuang untuk bangsa, berjuang untuk agama, berjuang untuk negara, berjuang untuk rakyat Indonesia. Melawan kezaliman, melawan penjajah, melawan ketidakadilan," katanya.
Meski begitu, dalam kesempatan tersebut HBS mengakui bahwa dirinya masih merasakan sakit. Tetapi dia tak ingin ada pihak yang senang mendengar keadaannya yang sakit. Karena itu, HBS menegaskan bahwa dirinya tetap kukuh untuk berceramah.
"Sebenarnya ana sakit, sampai sekarang ana masih merasa, masih seperti kebakar. Ana ngga mau banyak bicara. Tapi kenapa ana masih tetap ngajar? Ente tahu, walaupun ana dalam keadaan sakit di infus, kenapa ana tetap pergi ceramah? kenapa dalam keadaan seperti ini ana tetap ngajar? tetap ana keluar sesuka hati ana mau kemana. Kenapa? Jawabnya satu, ana tak mau memberi celah kepada musuh-musuh agama, musuh-musuh negara, untuk merasa bahwa mereka menang. Ana ngga mau ngasih celah ke mereka, untuk merasa woi saya menang, ngasih celah untuk itu saja ana ngga mau, makanya walaupun sakit ana paksain ceramah," katanya.