REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Masyayikh Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Syamsul Arifin Munawwir, mengingatkan Islah Bahrawi untuk bisa menjaga ucapan di depan umum. Dia menyebut, tudingan bahwa semua santri Ponpes Sidogiri pengkhianat bangsa merupakan ucapan sangat menyakitkan.
Gus Syamsul, sapaan akrabnya, menyinggung ulama besar, yaitu Syaikhona Kholil Bangkalan dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar sebagai contoh lulusan Ponpes Sidogiri. Adapun Islah Bahrowi merupakan santri lulusan Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan.
"Syaikona Kholil ini guru Syekh Hasyim Asy'ari, Pahlawan Nasional KH As'ad Syamsul Arifin, KH Miftahul Ahyar, dan masih banyak lagi tokoh dan ulama lainnya. Masak santri Sidogiri pengkhianat bangsa? Jadi Islah Bahrawi jangan mudah menuduh orang radikal dan pengkhianat bangsa," kata Gus Syamsul kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Baca: PP Alumni Perintahkan Islah Bahrawi Ziarah ke Makam Syaichona Moh Cholil
Gus Syamsul memahami, Islah Bahrawi selama ini sering bicara di berbagai forum tentang antiterorisme dan radikalisme. Sepengetahuannya, Islah sangat senang dan menggebu-gebu jika bicara dua hal itu.
Sayangnya, ketika membicarakan perdebatan masalah fatwa hingga videonya viral, islah dengan mudahnya menuding santri Sidogiri yang tak sependapat dengannya sebagai pengkhianat. "Karena mungkin dia terlalu semangat sampai kepeleset, kalau orang Madura bicaranya sudah keliru," kata Gus Samsul.
Dia pun berpesan, di dalam dunia santri itu ada sebuah etika yang dipegang sepanjang hidup. Menjadi seorang santri, menurut Gus Syamsul, harus selalu menghormati guru dan kiai sepanjang hayat.
Baca: Klarifikasi Lengkap Islah Bahrawi Usai Sebut Santri Ponpes Sidogiri Pengkhianat Bangsa