Jumat 12 May 2023 18:50 WIB

Pengamat: Banyak Artis Jadi Caleg tidak Dapat Kursi di Senayan

Artis menjadi caleg yang disebut bisa mendulang suara terbantahkan dengan sendirinya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nora Azizah
Musisi Sigit Purnomo alias Pasha Ungu dan Pelawak Elly Sugigi saat mengikuti penyerahan berkas pendaftaran bakal caleg PAN di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (12/5/2023). Fenomena publik figur atau artis yang banting setir ke dunia politik ini pun sudah muncul sejak lama. Tak jarang, mereka pun memilih untuk meneruskan karier mereka di politik untuk maju menjadi calon legislatif (caleg) dibanding dunia hiburan.
Foto: Republika/Prayogi
Musisi Sigit Purnomo alias Pasha Ungu dan Pelawak Elly Sugigi saat mengikuti penyerahan berkas pendaftaran bakal caleg PAN di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (12/5/2023). Fenomena publik figur atau artis yang banting setir ke dunia politik ini pun sudah muncul sejak lama. Tak jarang, mereka pun memilih untuk meneruskan karier mereka di politik untuk maju menjadi calon legislatif (caleg) dibanding dunia hiburan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilu 2024 banyak menarik perhatian artis-artis untuk maju sebagai caleg. Hal itu sudah terlihat dari beberapa partai politik yang mendaftarkan bacaleg mereka di KPU seperti PKS, PDIP, Partai Nasdem sampai PAN.

Pengamat komunikasi politik, Jamiluddin Ritonga mengatakan, kondisi serupa sebenarnya terjadi pula pada Pileg 2019. Hasilnya, dari 91 caleg dari kalangan artis, sebanyak 77 caleg pada akhirnya tidak berhasil masuk Senayan.

Baca Juga

"Ini artinya, mayoritas artis yang jadi caleg tidak mendapat kursi di Senayan," kata Jamiluddin, Jumat (12/5/2023).

Maka itu, asumsi artis menjadi caleg bisa mendulang suara banyak terbantahkan dengan sendirinya. Malah, Jamiluddin menuturkan, banyak pula artis-artis yang memutuskan jadi caleg akhirnya cuma mampu mendulang 2.000-5.000 suara.

Artinya, ia menekankan, artis-artis itu tidak bisa mendulang suara untuk membantu mereka terpilih atau partainya mendapat kursi. Misal, Manohara Odelia yang pada Pileg 2019 maju di Dapil Jatim 1 (Surabaya dan Sidoarjo) dan cuma raih sedikit suara.

Akhirnya, Manohara gagal masuk Senayan. Berbeda, Krisdayanti yang maju senagai caleg dari Malang Raya memperoleh suara yang cukup besar dan berhasil masuk ke Senayan. Ia merasa, penempatan dapil bisa jadi mempengaruhi perolehan suara.

"Manohara bukan kelahiran Surabaya dan Sidoarjo, namun ia ditempatkan di dapil tersebut. Sementara Krisdayanti memang bertarung di daerah kelahirannya," ujar Jamiluddin.

Tapi, asumsi itu terbantahkan bila melihat kasus Ahmad Dhani Prasetyo yang maju di Dapil Jatim 1. Meskipun kelahiran di dapil tersebut, tetap saja Dhani tidak meraih kursi di Senayan. Karenanya, popularitas artis memang tidak menjamin suara besar.

Maka itu, tidak ada jaminan partai yang banyak mengusung caleg artis akan memperoleh kursi signifikan di Senayan. Karenanya, partai-partai lain yang tidak mengusung artis tidak perlu pula gentar tidak memperoleh kursi di Senayan.

Sebab, kemampuan caleg-caleg itu sendiri di lapangan akan lebih menentukan dalam perolehan suara. Terlebih, pada kontestasi Pileg 2019 sudah membuktikan kalau artis-artis tidak sedikit yang cuma tampil, tapi pada akhirnya tetap minus kursi.

"Mereka justru kalah bersaing dengan caleg yang rajin door to door menyapa warga di dapilnya. Caleg seperti ini yang justru banyak memperoleh kursi di Senayan," kata Jamiluddin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement