Jumat 12 May 2023 16:40 WIB

Kasus Sifilis Ditemukan di Bangka, Warga Diminta tak Lakukan Perilaku Seksual Berisiko

Penyakit sifilis dapat dialami oleh anak-anak melalui penularan orang tuanya.

Hubungan seksual (ilustrasi). Pemkab Bangka menemukan satu kasus siflis di wilayahnya. Sifilis disebabkan bakteri bakteri Treponema Pallidum yang muncul karena perilaku seksual misalnya melakukan hubungan seksual oral dan anal.
Foto: www.freepik.com
Hubungan seksual (ilustrasi). Pemkab Bangka menemukan satu kasus siflis di wilayahnya. Sifilis disebabkan bakteri bakteri Treponema Pallidum yang muncul karena perilaku seksual misalnya melakukan hubungan seksual oral dan anal.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat satu kasus penyakit sifilis atau raja singa. Hal ini berdasarkan laporan dari rumah sakit terhitung awal tahun sampai akhir April 2023.

"Hanya ditemukan satu kasus penyakit sifilis," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka dr Then Suyanti di Sungailiat, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga

Temuan kasus penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau jenis Treponema pallidum tersebut angkanya lebih rendah dibanding kasus yang sama tahun 2022 yang terdata sebanyak dua kasus. "Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang muncul karena perilaku seksual misalnya melakukan hubungan seksual oral dan anal," kata dia.

Penyakit sifilis dapat dialami oleh anak-anak melalui penularan orang tuanya yang menderita penyakit tersebut. Penularan penyakit dapat terjadi dari ibu saat hamil dan melahirkan.

"Penyakit sifilis bisa dicegah dengan tidak melakukan kontak seksual berisiko, menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual, dan selalu melakukan skrining pada pasangan yang akan menikah dan ibu hamil," ujarnya.

Bagi ibu hamil penderita sifilis, dia berharap segera mengonsultasikan kondisi janin kepada dokter agar bayi dalam kandungan mendapatkan pengobatan untuk menurunkan kemungkinan terinfeksi. Sifilis biasanya ditandai dengan area kelamin yang gatal dan luka. Sehingga, pada infeksi primer dan sekunder, penggunaan antibiotik penisilin menjadi pilihan utama.

"Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan tes alergi sebelum pengobatan diberikan kepada pasien yang diduga menderita penyakit sifilis," katanya.

Pihaknya melalui bidang promosi kesehatan (Promkes) Dinkes Bangka juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai hal tersebut sebagai upaya pencegahan di masyarakat. Dia berharap sampai akhir tahun 2023 mendatang tidak ada lagi penambahan kasus penyakit sifilis di masyarakat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement