Kamis 11 May 2023 17:52 WIB

Usai Pendaftaran Bakal Caleg, Puluhan Pengurus Nasdem Kota Salatiga Malah Mundur

Partai Nasdem di Kota Salatiga dinilai dijalankan ala rambo.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus raharjo
Sejumlah simpatisan memeriahkan pendaftaran bakal calon legislatif Partai Nasdem di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (11/5/2023). Partai Nasdem resmi mendaftarkan 580 bakal calon legislatif untuk DPR RI pada Pemilu 2024 dengan kurang lebih 33 persen kuota perempuan terpenuhi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah simpatisan memeriahkan pendaftaran bakal calon legislatif Partai Nasdem di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (11/5/2023). Partai Nasdem resmi mendaftarkan 580 bakal calon legislatif untuk DPR RI pada Pemilu 2024 dengan kurang lebih 33 persen kuota perempuan terpenuhi.

REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA—Puluhan pengurus Partai Nasdem Kota Salatiga menyatakan mundur dari keanggotaan partai di tengah masa pendaftaran bakal calon legislatif (caleg). Ada sekitar 50 orang pengurus Partai Nasdem di Kota Salatiga yang menyatakan mundur.

Mereka terdiri atas pengurus Partai Nasdem tingkat DPD (Kota Salatiga), DPC (kecamatan) serta pengurus tingkat ranting DPRt (Kelurahan/ ranting). Proses pengunduran diri ini dilakukan setelah pendaftaran bakal calon legislatif di KPU Salatiga. Sejauh ini tercatat sudah ada sembilan orang pengurus DPD dan 15 pengurus DPC yang menyatakan mundur.

Baca Juga

“Selebihnya, jajaran pengurus DPRt,” tutur perwakilan pengurus DPD Nasdem Kota Salatiga, M Soimam, dalam keterangan tertulis, yang diterima Republika.co.id, Kamis (11/5/2023).    

Wakil Ketua Badan dan Sayap DPD Nasdem Kota Salatiga ini juga menjelaskan, dimungkinkan masih akan ada lagi dari jajaran pengurus yang menyusul mengundurkan diri. Ia juga menyebut beberapa alasan yang mendasari keputusan pengunduran diri jajaran pengurus Parati Nasdem Kota Salatiga ini.

Antara lain karena pimpinan DPD dianggap tidak peka dengan kondisi dan dinamika di dalam tubuh partai. Menurutnya, pimpinan DPD mengabaikan jajaran pengurus, baik DPD maupun DPC dan DPRt dalam pengambilan kebijakan maupun program kegiatan partai. “Termasuk dalam rekrutmen dan penyusunan bakal calon legislatif (bacaleg),” ujarnya.

Soimam juga menambahkan, dalam penyusunan kepengurusan DPD tidak melibatkan jajaran pengurus yang lain untuk bermusyawarah. Hal ini terjadi setelah mundurnya Emmy Ratna Diyanto sebagai sekretaris DPD Partai Nasdem Kota Salatiga.

Bahkan, menurut Soimam, banyak nama yang dimasukkan dalam jajaran pengurus DPD Partai Nasdem Kota Salatiga tanpa sepengetahuan dan sepersetujuan dari yang bersangkutan. Bahkan ada yang sebelumnya sudah menyampaikan secara lisan mengundurkan diri karena tidak bisa aktif lagi karena kesibukan kerja maupun memprioritaskan keluarga, tetap dicantumkan dalam kepengurusan DPD yang baru.

Hal tersebut disebutnya sebagai pencatutan nama dan hanya untuk kepentingan formalitas belaka. “Kami menganggap, bahwa saat ini Partai Nasdem Kota Salatiga dijalankan ala Rambo,” ujarnya.

Soimam juga menyayangkan, Partai Nasdem merupakan sebuah partai gagasan, partai modern, partai gerakan perubahan, partai restorasi yang luar biasa. “Namun kami menganggap ‘jauh panggang dari api’, gagasan cerdas seorang tokoh nasional Bapak Surya Paloh, direduksi oleh praktik-praktik pragmatis yang jauh dari nilai ideal sebuah gerakan perubahan,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement