Rabu 10 May 2023 19:37 WIB

Transjakarta Tambah Bus demi Kenyamanan Pelanggan, Sopir Angkot Demo Tutup Akses Jaklingko

Para sopir angkot mengeluh penghasilan berkurang seusai Transjakarta menambah armada.

Rep: Eva Rianti/ Red: Andri Saubani
Warga berjalan di dekat angkot 44 jurusan Tebet-Tanah Abang yang sedang melakukan aksi mogok di Halte Integrasi Tebet, Jakarta, Rabu (10/5/2023). Pada aksinya mereka melakukan aksi mogok dan memarkirkan kendaraan hingga menutup akses armada Jaklingko untuk melintas. Mereka menuntut pengurangan armada bus Jaklingko pada rute yang serupa karena mengurangi pendapatan sopir angkot.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga berjalan di dekat angkot 44 jurusan Tebet-Tanah Abang yang sedang melakukan aksi mogok di Halte Integrasi Tebet, Jakarta, Rabu (10/5/2023). Pada aksinya mereka melakukan aksi mogok dan memarkirkan kendaraan hingga menutup akses armada Jaklingko untuk melintas. Mereka menuntut pengurangan armada bus Jaklingko pada rute yang serupa karena mengurangi pendapatan sopir angkot.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan sopir angkot 44 jurusan Stasiun Tebet-Karet pada Rabu (10/5/2023), menggelar aksi demonstrasi di kawasan Stasiun Tebet, Jakarta Selatan. Mereka memprotes kebijakan Transjakarta yang menambah dua unit armada (busway) untuk jurusan yang sama dengan angkot mereka.

Polisi mengawasi aksi massa sopir angkot 44 (Stasiun Tebet-Karet) di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan terkait ketidaksepakatan mereka adanya penambahan dua unit armada (busway) oleh PT Transportasi Jakarta (TransJakarta).

Baca Juga

"Kami memonitor adanya aksi mogok sopir angkot 44 lantaran tidak sesuainya kesepakatan antara Transjakarta dengan mereka," kata Kapolsek Tebet Kompol Chitya Intania di Jakarta, Rabu.

Chitya menerangkan aksi mogok tersebut dimulai Rabu siang pukul 11.00 WIB di Stasiun Tebet Jalan KH. Abdullah Syafei, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Pada aksinya mereka melakukan aksi mogok dan memarkirkan kendaraan hingga menutup akses armada Jaklingko untuk melintas.

Dalam aksi tersebut dua perwakilan sopir angkot yakni Agung dan Raski menyampaikan permintaan mereka untuk Transjakarta menarik kembali dua armada dan tidak mengoperasikannya.

Terlebih, menurut para sopir angkot adanya penambahan armada ini berimbas pada penghasilan mereka yang tak menentu di kawasan tersebut.

"Sejak sebulan lalu, perjanjian awalnya yakni pihak Transjakarta mengatakan tidak akan menambah armada di Stasiun Tebet," katanya.

Diketahui, jika sebelumnya sudah ada enam armada, maka dengan adanya penambahan dua busway 6C jurusan Stasiun Tebet - Karet menjadi total delapan armada. Oleh karena itu, pihak sopir angkot merasa tidak sepakat dengan perjanjian.

"Sudah dilakukan mediasi antara Kasudin Dishub Jaksel Bernard, perwakilan TransJakarta Pajrin dan para sopir angkot 44 Stasiun Tebet - Karet dengan kesepakatan dua unit Transjakarta ditarik kembali dan tidak beroperasi," katanya.

Dengan demikian, adanya kesepakatan ini para sopir angkot 44 dan pihak yang terlibat bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala. Dalam kesempatan itu turut hadir Wakapolsek Tebet AKP J.W Ivhan, Kasudin Perhubungan Jakarta Selatan Bernard, Kasi Ops Perhubungan Jakarta Selatan Emiral, Perwakilan Transjakarta Pajirin dan perwakilan sopir angkot 44 Agung Nugroho dan Raski Rohi.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta, Daud Joseph mengatakan bahwa operasional Transjakarta di kawasan Tebet telah disepakati bersama. Dia menegaskan bahwa pada setiap peningkatan layanan, Transjakarta juga melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait.

"Kami sudah melakukan komunikasi dengan stakeholder-stakeholder terkait penyesuaian armada, rute dan layanan yang dilakukan termasuk juga dengan operator-operator yang bermitra dengan Transjakarta," ujar Joseph dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Rabu (10/5/2023).

Joseph menjelaskan, operasional Transjakarta di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan adalah bagian dari pembenahan Stasiun Tebet. Kehadiran moda transportasi milik Pemprov DKI Jakarta merupakan integrasi moda transportasi berbasis rel dengan moda berbasis bus.

"Integrasi antarmoda menjadi fokus yang terus kami tingkatkan. Hal-hal yang mendukung integrasi ini terus kami hadirkan untuk memberi layanan transportasi yang aman dan nyaman kepada seluruh pelanggan," tutur dia.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement