Senin 08 May 2023 16:55 WIB

Hasto: Jokowi Tetap Buka Ruang Dialog dengan Nasdem

Tetap atau tidaknya Nasdem dalam Kabinet Indonesia Maju, hak prerogatif Jokowi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Menurut Hasto, Presiden Jokowi hingga kini tetap membuka ruang dialog dengan Partai Nasdem. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Menurut Hasto, Presiden Jokowi hingga kini tetap membuka ruang dialog dengan Partai Nasdem. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin tetap membuka ruang dialog dengan semua pihak. Termasuk dengan Partai Nasdem yang masih menjadi bagian dalam koalisi pemerintahan.

Awalnya, ia mengatakan bahwa politik tidak hanya dibangun atas formalitas kerja sama politik. Namun, politik juga harus memperhatikan aspek etika, sinyal kepemimpinan, kebijakan dari Jokowi sebagai Presiden.

Baca Juga

"Sehingga hal itulah yang juga harus dibaca, mengapa Bapak Presiden Jokowi di dalam pertemuan tersebut tidak mengundang dari Partai Nasdem, tetapi sebagai sosok yang memang mengedepankan dialog, Pak Jokowi terbuka," ujar Hasto di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin (8/5/2023).

Ruang dialog tersebut terlihat ketika Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Di sisi lain, tetap atau tidaknya Partai Nasdem dalam Kabinet Indonesia Maju merupakan hak prerogatif Jokowi.

"Terkait dengan reshuffle, ini kan kewenangan sepenuhnya dari Presiden dan PDI Perjuangan sejak awal menyatakan tidak campur tangan terhadap hal tersebut," ujar Hasto.

"Tetapi, ketika reshuffle dijalankan atas kehendak Bapak Presiden, itu harus melalui suatu pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas Kabinet Indonesia Maju. Untuk menjaga soliditas dari seluruh jajaran kabinet yang dipimpin oleh Bapak Presiden Jokowi," sambungnya.

Sebelumnya, Surya Paloh menghormati tak diundangnya ia Jokowi dalam silaturahim bersama enam ketua umum partai politik. Menurutnya, mungkin Jokowi menilai Partai Nasdem tak lagi berada di koalisi pemerintahannya.

"Saya bisa pahami itu (tak diundang ke Istana). Pasti Pak Jokowi menempatkan positioning beliau barangkali sebagai pemimpin koalisi partai-partai pemerintahan ya, dan beliau tidak menganggap lagi Nasdem ini di dalam koalisi pemerintahan untuk sementara," ujar Surya di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Kendati demikian, ia menegaskan komitmen Partai Nasdem dalam mengawal pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin hingga 2024. Apalagi, terdapat kadernya yang menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.

"Tetap (komitmen dalam pemerintahan Jokowi)," tegas Surya Paloh.

 

photo
Manuver Surya Paloh antara Anies dan Jokowi. - (Republika/berbagai sumber)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement