Senin 08 May 2023 15:48 WIB

Hendak Terobos Istana, Dua Perempuan Korban Investasi Bodong Dibawa Polisi

Setelah dimintai keterangan oleh polisi, kedua perempuan itu dibolehkan pulang.

Rep: Ali Mansur/ Red: Erik Purnama Putra
Istana Merdeka di Jakarta Pusat (ilustrasi).
Foto: Dok Setkab
Istana Merdeka di Jakarta Pusat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua orang yang perempuan berinisial N (37 tahun) dan MTH (48) sempat dibawa aparat kepolisian karena diduga nekat hendak menerobos masuk Istana Negara, Jakarta Pusat (Jakpus), Senin (8/5/2023). Kedua ibu-ibu yang tak saling kenal tersebut mengaku menjadi korban investasi dan penggelapan.

"Ada ibu-ibu saja, dia mau menyampaikan katanya korban (investasi dan penggelapan). Mau menyampaikan ke istana," kata Kapolres Metro Jakpus, Kombes Komarudin kepada awak media di Jakarta Pusat, Senin (8/5).

Menurut Komarudin, kedua perempuan itu ngotot ingin bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengadukan nasib yang menimpa keduanya. Namun, polisi yang bertugas di lapangan menjelaskan terkait mekanisme untuk menyampaikan pendapat kepada RI 1. Keduanya pun diberikan pemahaman dan tidak ada perlawanan.

"Sudah saya sampaikan mekanismenya harus seperti apa. Bersurat, dia mau menyampaikan langsung, ya enggak bisa kalau langsung. Sudah kita berikan pemahaman," jelas Komarudin.

Kapolsek Gambir, Kompol Mugia Yarry Juanda menyebut, saat ini kedua perempuan berinisial N dan MTH tersebut sudah dipulangkan, setelah dimintai keterangan oleh polisi. Sebenarnya, kata dia, keduanya juga tidak saling kenal dan sama-sama baru membuat pengaduan karena menjadi korban investasi bodong.

"Nggak saling kenal, intinya mereka habis bikin pengaduan. Yang satu (N) investasi dan yang satu (MTH) 372 penggelapan," kata Mugia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement