REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, Kementerian BUMN di usia ke-25 tahun telah melakukan sejumlah langkah perbaikan. Hal ini terbukti dari kontribusi dividen untuk negara yang kian meningkat setiap tahunnya.
"Sebenarnya kinerja BUMN positif dan tahun ini dengan dividen yang besar," ujar Tauhid saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Meski begitu, Tauhid menilai BUMN sejatinya masih memiliki potensi lebih besar lagi dalam kontribusi untuk negara. Tauhid mengatakan kontribusi BUMN selama ini hanya berasal dari sejumlah BUMN besar, seperti PT Pertamina (Persero).
Tauhid menyebut, transformasi menjadi langkah tepat dalam mengikis ketimpangan antar-BUMN. Tauhid tak ingin pemberian penyertaan modal negara (PMN) hanya sebagai obat bagi BUMN untuk sekadar bertahan.
"Saya kira transformasi itu perlu karena hanya lima perusahaan besar di BUMN (berkontribusi) sementara yang lainnya belum terlalu signifikan," lanjut Tauhid.
Oleh karena itu, Tauhid mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang gencar melakukan konsolidasi, baik melalui merger hingga menutup BUMN yang terus menerus mengalami kerugian dan tak punya proses bisnis di masa yang akan datang.
"Menurut saya, BUMN-BUMN harus benar-benar dilakukan reorganisasi besar-besaran. Yang tidak menguntungkan dilakukan merger dan sebagainya, tidak hanya kelembagaan tapi dari sisi bisnisnya," kata Tauhid.