Ahad 07 May 2023 08:19 WIB

JK Sarankan Jokowi Tiru Megawati dan SBY, tak Libatkan Diri dalam Politik Jelang Berakhir

JK juga mengkritik tidak diundangnya Nasdem saat pertemuan ketua partai koalisi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus raharjo
Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12 Jusuf Kalla (kiri) menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) saat melakukan pertemuan di kediaman pribadi Jusuf Kalla di Jakarta, Sabtu (6/5/2023). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi lebaran 2023 sekaligus melakukan safari politiknya dengan melakukan kunjungan terhadap beberapa Wakil Presiden Republik Indonesia.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12 Jusuf Kalla (kiri) menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) saat melakukan pertemuan di kediaman pribadi Jusuf Kalla di Jakarta, Sabtu (6/5/2023). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi lebaran 2023 sekaligus melakukan safari politiknya dengan melakukan kunjungan terhadap beberapa Wakil Presiden Republik Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencontoh sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai presiden. Menurut JK, baik Megawati maupun SBY keduanya tidak terlalu melibatkan diri dalam perpolitikan.

“Menurut saya, Presiden seharusnya seperti Ibu Mega, SBY, itu akan berakhir maka tidak terlalu jauh melibatkan diri dalam suka atau tidak suka dalam perpolitikan. Supaya lebih demokratis lah,” tutur Jusuf Kalla kepada Jokowi usai menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Sabtu (6/5/2023).

Baca Juga

JK juga mengkritik sikap Istana yang tidak mengundang Partai Nasdem pada pertemuan ketua partai koalisi pendukung pemerintah di Istana Presiden beberapa waktu lalu. Padahal hingga saat ini Partai yang dipimpin Surya Paloh tersebut masih tercatat sebagai koalisi pemerintahan.

Maka dengan tak diundangnya, Partai Nasdem maka ada pembahasan perihal politik dalam pertemuan di istana tersebut. “Karena ini di Istana membicarakan tentang urusan pembangunan apa itu wajar saja, tapi kalau bicara pembangunan saja mestinya Nasdem diundang. Berarti ada pembicaraan politik,” tegas Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement