Jumat 05 May 2023 13:05 WIB

Jadi Lokasi KTT ASEAN, Karhutla Berpeluang Terjadi di Sebagian Wilayah NTT

Lapisan atas permukaan tanah di sebagian NTT saat ini sangat mudah terbakar.

Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan yang terbakar (ilustrasi). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpeluang melanda sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Foto: ANTARA/Ario Tanoto
Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan yang terbakar (ilustrasi). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpeluang melanda sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpeluang melanda sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Sebagian wilayah NTT saat ini berada dalam tingkat kemudahan terbakar yang sangat tinggi di lapisan atas permukaan tanah," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Jumat (5/5/2023).

Baca Juga

Ia menyebutkan, sebagian wilayah NTT yang berada dalam kondisi tingkat kemudahan kebakaran sangat tinggi yaitu Kabupaten Sabu Raijua, Rote Ndao, Kota Kupang, sebagai Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka. Selain itu kabupaten Lembata, sebagian Alor, Flores Timur, Sumba Timur, dan Sumba Tengah.

Agung menjelaskan, pada wilayah-wilayah itu, kondisi alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar. Oleh sebab itu, kata dia, sangat rawan menimbulkan peristiwa karhutla ketika munculnya titik api.

Agung mengimbau warga agar menghindari aktivitas yang dapat memicu titik api seperti membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar rumput. Warga juga perlu menghindari tindakan membuang puntung rokok di area terbuka yang terdapat tumpukan sampah atau dedaunan kering yang mudah tersambar api.

Kemunculan titik api, kata dia, akan menyambar dengan cepat ketika didukung dengan angin kencang yang membuat upaya pemadaman lebih sulit dilakukan. "Peristiwa karhutla pada umumnya terjadi akibat aksi manusia sehingga tindakan-tindakan yang memicu titik api perlu dihindari," kata Agung.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement