Jumat 28 Apr 2023 16:42 WIB

Pantau Cawapres, Nasdem: Nanti Anies Dapat Rezeki Anak Sholeh

Politikus Nasdem sebut koalisi masih memantau sosok cawapres untuk Anies Baswedan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Calon presiden (capres) Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan. Politikus Nasdem sebut koalisi masih memantau sosok cawapres untuk Anies Baswedan.
Foto: @aniesbaswedan
Calon presiden (capres) Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan. Politikus Nasdem sebut koalisi masih memantau sosok cawapres untuk Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan Koalisi Perubahan yang digawangi Nasdem bersama PKS dan Partai Demokrat saat ini masih terus mencari sosok calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan. Willy tidak menyebut pihaknya saat ini juga masih dilihat dinamika bursa nama-nama cawapres yang sedang ramai usai Ganjar Pranowo diusung sebagai calon presiden.

"Kita dalam proses mencari wakilnya Mas Anies dan siapa (cawapres) dari Mas Anies, tentu kita lihat saja kegaduhan-kegaduhan yang sekarang terjadi mungkin, nanti akan mendapatkan rezeki anak sholeh aja Anies nih," ujar Willy dalam Survei Nasional Poltracking Indonesia, Jumat (28/4/2023).

Baca Juga

Willy pun tidak menutup kemungkinan pendamping Anies bisa saja didapat dari dinamika bursa cawapres saat ini. Namun demikian, Willy enggan memastikan kriteria dari sosok cawapres tersebut.

"Anies kan anak sholeh memang, nanti (cawapres) dapat rezeki anak sholeh kita terima sebagai sebuah kehendak zaman," ujar Willy.

Koalisi perubahan, kata Willy, juga menyambut baik banyaknya kandidat capres yang akan maju di Pilpres 2023. Koalisi perubahan dengan capres Anies Baswedan siap bersaing secara sehat dengan kandidat lainnya. Karena itu, Willy pun mengajak semua pihak berkontestasi secara fair dan terbuka.

"Semakin banyak kandidat akan menguntungkan kita semua. rakyat memiliki pilihan yang cukup banyak maka kemudian dalam proses ini kita sama sama berkontestasi secara fair," ujar Willy.

Kemudian, Willy mengingatkan, dalam memastikan proses demokrasi berjalan juga tidak diwarnai dengan intimidasi-intimidasi maupun penyalahguaan wewenang (abuse of power).

"Jangan demokrasi ini kita diikuti intimidasi-intimidasi dengan pelibatan aparat penegak hukum, dengan melibatkan kaki tangan negara, jangan, kita harus bersama-sama menjaga itu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement