Jumat 28 Apr 2023 15:52 WIB

Pantau Dinamika Cawapres, Nasdem: Mungkin Nanti Anies Dapat Rezeki Anak Saleh

Pendamping Anies bisa saja didapat dari dinamika bursa cawapres saat ini.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Koalisi Perubahan yang digawangi Nasdem bersama PKS dan Partai Demokrat saat ini masih terus mencari sosok calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan. Saat ini, koalisi masih melihat dinamika bursa nama-nama cawapres yang sedang ramai seusai Ganjar Pranowo diusung sebagai calon presiden.

"Kita dalam proses mencari wakilnya Mas Anies dan siapa (cawapres) dari Mas Anies. Tentu kita lihat saja kegaduhan-kegaduhan yang sekarang terjadi mungkin. Nanti akan mendapatkan rezeki anak saleh aja Anis nih," ujar Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya dalam Survei Nasional Poltracking Indonesia, Jumat (28/4/2023).

Willy pun tidak menutup kemungkinan pendamping Anies bisa saja didapat dari dinamika bursa cawapres saat ini. Meski demikian, Willy enggan memastikan kriteria dari sosok cawapres tersebut.

"Anies kan anak saleh memang, nanti (cawapres) dapat rezeki anak saleh kita terima sebagai sebuah kehendak zaman," ujar Willy.

Koalisi perubahan, kata Willy, juga menyambut baik banyaknya kandidat capres yang akan maju di Pilpres 2023. Koalisi perubahan dengan capres Anies Baswedan siap bersaing secara sehat dengan kandidat lainnya.

Karena itu, Willy pun mengajak semua pihak berkontestasi secara fair dan terbuka. "Semakin banyak kandidat akan menguntungkan kita semua. Rakyat memiliki pilihan yang cukup banyak maka kemudian dalam proses ini kita sama-sama berkontestasi secara fair," ujar Willy.

Kemudian, Willy mengingatkan, dalam memastikan proses demokrasi berjalan juga tidak diwarnai dengan intimidasi-intimidasi maupun penyalahgunaan wewenang (abuse of power).

"Jangan demokrasi ini kita diikuti intimidasi-intimidasi dengan pelibatan aparat penegak hukum, dengan melibatkan kaki tangan negara, jangan. Kita harus bersama-sama menjaga itu," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement