REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Partai Buruh yang juga Presiden KSPI, Said Iqbal, mengaku, pihaknya akan melakukan aksi Mayday serentak di seluruh Indonesia pada 1 Mei 2023. Menurutnya, aksi Mayday tidak akan dilakukan di hari-hari lain, mengingat adanya libur pasca-Lebaran Idul Fitri 1444 H.
“Tidak di tanggal lain, Mayday is not holiday. Mayday adalah perjuangan tentang hidup buruh,” kata Said Iqbal dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/4/2023).
Menurutnya, ada lebih dari 60 federasi buruh dan tani yang akan terlibat dalam aksi 1 Mei nanti. Khusus wilayah Jabodetabek, lanjut dia, aksi dilakukan di Istana Negara, Kompleks Senayan dan Gedung Mahkamah Konstitusi.
“Setelah melakukan aksi, siangnya para peserta aksi akan ke Istora Senayan untuk Mayday Fiesta di Istora Senayan,” kata dia.
Dirinya menargetkan, peserta aksi Mayday di pasca libur lebaran ini turun dari target sebelumnya. Berdasarkan pendataan pribadinya, target 500 ribu partisipan di seluruh Indonesia turun menjadi 200 ribuan.
“Serempak dilakukan di Indonesia. Dan di Jabodetabek, perkiraan massa aksi akan mencapai 50 ribu hingga 100 ribu orang,” tuturnya.
Said Iqbal memaparkan, isu yang akan dibawa di Mayday 1 Mei 2023 ini, masih berfokus pada empat tuntutan. Pertama, mencabut Omnibus Law UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja, kedua tuntutan untuk mencabut parliamentary threshold empat persen.
“Ketiga menolak RUU Kesehatan dan terakhir adalah tuntutan mengesahkan RUU PPRT. Itulah empat isu yang menjadi tuntutan utama Mayday,” tegas dia.