REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Suganda Pandapotan Pasaribu mengawali aktivitasnya sebagai Penjabat Gubernur (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kepulauan Babel) dengan berolah raga. Jalan santai dipilihnya untuk menjaga kebugaran, Selasa (18/4/2023).
Jalan santai dipilihnya dengan start dari Rumah Dinas Gubernur Babel. Ia berjalan kaki menyusuri jalanan di seputaran Komplek Perkantoran Pemerintah Provinsi menuju perempatan kantor gubernur. Aktivitas tersebut mendapat perhatian warga sekitar.
Bahkan, salah salah satu warga menghampiri Pj Gubernur Suganda. Dalam dialog singkat itu, warga tersebut menyampaikan keluh kesah berkenaan dengan bau sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam. Mendegar informasi itu, Pj Gubernur langsung bergerak meninjau kondisi yang disampaikan oleh warga.
Setelah sekitar 20 menit perjalanan, sesampainya di TPA Parit Enam, Pj Gubernur melihat tumpukan sampah yang sudah menggunung. Bahkan, sebagian tumpukan sampah yang menggunung turun ke bawah memenuhi jalan, sehingga mengganggu kenyamanan pengguna jalan.
Selanjutnya, Pj Gubernur mendatangi para petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pangkalpinang. Salah satu petugas penjaga TPA Parit Enam A Kadir menjelaskan kondisi tempat pembuangan saat ini. Diakui Kadir, TPA Parit Enam sudah overload, atau melebihi kapasitas. Alhasil, kondisi ini menimbulkan efek negatif seperti menyebabkan aroma bau yang menyengat.
"Sebenarnya sudah lama ini penuh, tetapi tempatnya (penampungan lain) yang tidak ada, Pak. Bagaimana lah, Pak ke depan, sebab tempat sampah ini tidak mengizinkan lagi karena tempat ini sudah penuh, full," katanya kepada Pj gubernur seperti dalam siaran pers.
Sementara itu, usai meninjau TPA Parit Enam, Pj Gubernur Suganda mendapatkan beberapa poin penting terhadap persoalan ini. Untuk itu, permasalahan tersebut harus segera diselesaikan secepatnya sesuai persyaratan Amdal yang baik, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan pencemaran lainnya secara berlarut.
"Kalau kita lihat sampah ini dianggap sepele. TPA ini sangat penting. Ini kan sudah menjadi gunung, kalau nggak ada TPA, sampah ke mana-mana larinya. Tetapi, TPA ini juga harus dikelola lebih, kalau tidak ada perhatian dari kita bersama, lama-lama ini akan menjadi sarang penyakit," katanya.
Dirinya akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. Kolaborasi menjadi upaya untuk bersama-sama mencari solusi terbaik menghadapi produksi sampah per hari yang menyentuh 160 ton per hari, sehingga akan mengurangi pencemaran lingkungan.
"Mudah-mudahan nanti kita akan koordinasi dengan pihak-pihak terkait bagaimana kita menyelesaikan masalah sampah ini. Apabila ini dibiarkan akan merusak lingkungan, dan kita semua akan terdampak. Anak-cucu kita tidak bisa menikmati lingkungan yang bersih dan sehat," katanya.
Dari peninjauannya itu pula, Pj Gubernur Suganda melihat tempat pengelolaan atau fermentasi sampah organik. Salah satunya pengelolaan pohon dan daun hasil penebangan yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar PLTU oleh PLN. Proses ini kata Suganda dapat menjadi strategi pengelolaan sampah yang efektif.
"Strateginya paling seperti tadi, ada sampah-sampah organik. Mungkin tempat-tempat sampahnya itu sudah dipisahkan mana sampah organik, mana yang anorganik, sehingga nanti kalau dibawa ke TPA itu sudah terpisahkan, sehingga ada manfaatnya, atau juga mungkin ada teknologi yang bisa digunakan terkait sampah," katanya.