Sabtu 08 Apr 2023 15:04 WIB

BPBD Sukabumi: Kerugian Akibat Bencana Capai Rp 2,16 Miliar

BPBD Sukabumi sebut kerugian akibat bencana awal tahun ini mencapai Rp 2,16 miliar.

Bencana banjir di Kampung Ranca RT 03 RW 01 Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. BPBD Sukabumi sebut kerugian akibat bencana awal tahun ini mencapai Rp 2,16 miliar.
Foto: istimewa
Bencana banjir di Kampung Ranca RT 03 RW 01 Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. BPBD Sukabumi sebut kerugian akibat bencana awal tahun ini mencapai Rp 2,16 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat total kerugian akibat bencana di Kota Sukabumi, Jabar pada triwulan pertama 2023 atau dari Januari-Maret mencapai Rp 2,16 miliar.

"Total kerugian tersebut berasal dari hasil rekapitulasi dampak kerusakan, baik rumah, fasilitas umum maupun keagamaan," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami.

Baca Juga

Menurut Zulkarnain, kerugian paling terbesar berasal dari bencana tanah longsor, yakni mencapai Rp 1,45 miliar. Adapun rinciannya untuk bencana angin topan/puting beliung kerugiannya Rp 5 juta.

Kemudian, kerugian akibat banjir Rp 98,3 juta, kerugian akibat cuaca ekstrem Rp 335,6 juta dan kebakaran pemukiman Rp 271 juta. Total kerugian itu berasal dari 42 kejadian bencana dengan rincian pada Januari terjadi satu kejadian bencana, yakni tanah longsor.

Kemudian pada Februari terjadi 16 kejadian bencana, yakni tiga kejadian angin topan, banjir satu kejadian dan cuaca ekstrem, kebakaran serta tanah longsor masing-masing empat kejadian.

Selanjutnya, pada Maret terjadi 25 kejadian bencana dengan rincian empat kejadian banjir, delapan kejadian cuaca ekstrem, kebakaran dua kejadian dan tanah longsor 11 kejadian.

Sementara jumlah rumah yang rusak totalnya mencapai 31 unit dan warga yang terdampak 42 jiwa dua diantara mengalami luka ringan dan korban jiwa nihil.

Zulkarnain mengatakan meskipun pada April ini tidak ada kejadian bencana, pihaknya mengimbau kepada warga untuk tetap waspada, karena potensi terjadinya bencana hidrometeorologi masih cukup tinggi.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya bencana. Warga juga diminta untuk secara rutin bergotong-royong membersihkan sampah yang menyumbat saluran air serta selalu memeriksa jaringan listrik antisipasi terjadinya korsleting listrik yang bisa memicubencana kebakaran.

Bencana tidak bisa diprediksi waktu dan lokasi terjadinya, oleh karena itu, alangkah baiknya masyarakat untuk melakukan pencegahan dan selalu waspada guna meminimalisasi dampaknya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement