Jumat 07 Apr 2023 20:56 WIB

Kriminolog Duga Hal yang Membuat Korban Percaya Mbah Slamet Bisa Gandakan Uang

Banyaknya korban yang tertipu pengganda uang bukan hal baru.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Qommarria Rostanti
Proses pembongkaran jenazah yang diduga merupakan korban dari dukun pengganda uang Tohari alias Mbah Slamet (46). Pelaku berusaha meyakinkan bahwa dia mampu menggandakan uang.
Foto: Dok.Bidhumas Polda Jateng
Proses pembongkaran jenazah yang diduga merupakan korban dari dukun pengganda uang Tohari alias Mbah Slamet (46). Pelaku berusaha meyakinkan bahwa dia mampu menggandakan uang.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mengomentari kasus dukun pengganda uang Tohari alias Mbah Slamet yang melakukan serangkaian pembunuhan di Banjarnegara, Jawa Tengah. Pelaku berusaha meyakinkan bahwa dia mampu menggandakan uang.

"Saya duga, pada awalnya yang bersangkutan memang meyakinkan korban dengan benar-benar (kelihatannya) menggandakan uang milik teman si pelaku. Makanya korban percaya. Jadi wajar kan?," kata Adrianus kepada Republika.co.id, Jumat (7/4/2023).

Baca Juga

Menurut dia, banyaknya korban yang tertipu pengganda uang bukan hal baru. Penipuan semacam itu menurutnya sudah ada sejak berabad-abad lalu.

"Ingin mendapatkan sesuatu atau reward sebanyak mungkin dengan pengorbanan atau cost seminimal mungkin, adalah keinginan manusia yang sudah ada sejak abad-abad lalu. Jadi jangan dikatakan bahwa pada era 4.0 lalu tidak ada keinginan seperti itu," ujarnya.

Sebelumnya Polda Jawa Tengah, berhasil mengungkap kasus dugaan pembunuhan berencana dengan kedok penggadaan uang yang dilakukan Tohari (45 tahun). Kepolisian berhasil menemukan total 12 jenazah. Menurut Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Achmad Lutfi, pengungkapan dugaan pembunuhan terhadap Paryanto (53) warga Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (2/4/2023), menjadi pintu masuk terungkapnya serangkaian pembunuhan berkedok penggandaan uang oleh tersangka Tohari.

Dari hsil pengembangan penanganan kasus pembunuhan Paryanto, yang dilakukan oleh penyidik Satreskrim Polres Banjarnegara, pada Senin (3/4/2023), tersangka Tohari mengaku juga membunuh lima orang lain yang dikubur di lokasi yang sama dengan penguburan jenazah Paryanto. Namun setelah dilakukan penggalian di lokasi yang sama, ternyata ditemukan sembilan jenazah.

"Jadi berdasarkan pregakuan tersangka masih ada lima jenazah setelah dibongkar ternyata jumlahnya sembilan," ujarnya.

Terakhir, pada pembongkaran pada Selasa (4/4/2023) ditemukan lagi dua jenazah di lokasi yang sama. Jadi jumlah jenazah yang sudah ditemukan semuanya berjumlah 12 jenazah. Bahkan, beberapa liang yang telah digali berisi dua jenazah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement