Jumat 07 Apr 2023 15:27 WIB

IPHI Dukung BKKBN Cegah Stunting Lewat Food Estate

Program Food Estate jadi program yang menjadi amanat Muktamar VII IPHI

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) mendukung upaya penanganan stunting yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dukungan itu dilakukan dengan program lumbung pangan nasional atau Food Estate yang berfokus pada pengembangan kuantitas dan kualitas hasil pertanian, perikanan, dan peternakan.
Foto: Kementan
Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) mendukung upaya penanganan stunting yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dukungan itu dilakukan dengan program lumbung pangan nasional atau Food Estate yang berfokus pada pengembangan kuantitas dan kualitas hasil pertanian, perikanan, dan peternakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) mendukung upaya penanganan stunting yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dukungan itu dilakukan dengan program lumbung pangan nasional atau Food Estate yang berfokus pada pengembangan kuantitas dan kualitas hasil pertanian, perikanan, dan peternakan.

“Para Haji dan Hajjah diharapkan tidak hanya peduli tetapi mampu untuk membantu masyarakat terutama yang mengalami kasus stunting," ujar Ketua Umum IPHI, Erman Suparno, lewat keterangannya, Jumat (7/4/2023).

Dia menjelaskan, program Food Estate menjadi salah satu program IPHI yang menjadi amanat Muktamar VII IPHI pada 2021 lalu. Di mana program tersebut diamanatkan sebagai kontribusi nyata bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pencegahan dan penganggulangan stunting yang cukup besar di Indonesia.

IPHI Food Estate berfokus pada pengembangan kuantitas dan kualitas hasil pertanian tanaman pangan, perikanan dan peternakan jangka pendek. Menurut dia, dengan demikian hal itu diharapkan bisa langsung berkontribusi untuk penanganan stunting di Indonesia, tentunya dengan dukungan bersama lembaga negara dan swasta di seluruh Indonesia.

Erman menjelaskan, pengurus IPHI baik dari pusat sampai ke daerah akan membuat program kerja riil yang akan di implementasikan oleh anggota IPHI, dalam hal ini para haji dan hajjah Indonesia. Mereka akan melakukan kegiatan penanaman produktif, baik itu pertanian, peternakan, maupun perikanan, yang merupakan sumber gizi dan protein masyarakat.

Sementara dari sisi kelembagaan, IPHI akan melakukan kegiatan berkesinambungan, yaitu program yang telah dicanangkan berupa program Food Estate dengan memanfaatkan tanah yang ada sehingga menjadi sumber pangan bagi rakyat Indonesia. Di samping itu IPHI juga terus melakukan kajian dan penerapan pertanian pertanian modern agar para petani dapat meningkatkan dan menambah varian produksinya.

IPHI juga telah menunjuk Ahli Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Edy Yuwono, untuk melakukan kajian dan riset riset pertanian dengan metoda Biopharming, yakni usaha tani yang memanfaatkan tanaman atau hewan ternak untuk menghasilkan protein atau senyawa metabolit tertentu yang bernilai kesehatan atau pengobatan.

"Dengan tumbuhnya pertanian, perikanan, peternakan dalam satu kesatuan produksi oleh masyarakat dan petani, tentunya kebutuhan akan gizi baik gizi anak maupun gizi Ibu akan mudah diperoleh di lingungan kampung yang sudah penerapan produksi pertanian ini," kata Erman.

Sebelumnya, IPHI bersama BKKBN baru saja melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh masing-masing pimpinannya dengan dihadiri oleh pejabat BKKBN dan pengurus wilayah IPHI seluruh Indonesia secara virtual. Acara penandatangan MoU berlangsung di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, pada Kamis (6/4/2023).

Stunting adalah masalah kurang gizi dan nutrisi kronis yang ditandai tinggi badan anak lebih pendek dari standar anak seusianya. Beberapa di antaranya mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal seperti lambat berbicara atau berjalan, hingga sering mengalami sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement