Jumat 07 Apr 2023 07:21 WIB

PPP Minta PDIP Duduk Bareng Baru Bicara Syarat

PDIP dipersilahkan bergabung jika koalisi besar terbentuk.

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kiri), dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) memberikan keterangan pers usai menghadiri acara Silaturahmi Ramadhan 1444 H DPP PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Ahad (2/4/2023). Acara tersebut turut dihadiri para ketua umum partai politik koalisi pendukung pemerintah seperti PAN, Partai Golkar, Partai Gerindra, PPP, dan PKB.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kiri), dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) memberikan keterangan pers usai menghadiri acara Silaturahmi Ramadhan 1444 H DPP PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Ahad (2/4/2023). Acara tersebut turut dihadiri para ketua umum partai politik koalisi pendukung pemerintah seperti PAN, Partai Golkar, Partai Gerindra, PPP, dan PKB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menyebut hendaknya PDI Perjuangan (PDIP) memastikan terlebih dahulu untuk ikut bergabung dengan koalisi besar ketimbang membicarakan syarat tertentu untuk bergabung, seperti bakal calon presiden yang diusung harus dari partainya.

"Kalau kemudian ada syarat-syarat tertentu ya kita duduk bareng dulu, kita berkoalisi dulu, baru membicarakan," kata Awiek sapaan karib Achmad Baidowi ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Alih-alih melontarkan pernyataan ke publik, Awiek juga menilai bahwa kesepakatan-kesepakatan sedianya dapat diupayakan melalui pembicaraan tertutup yang dibangun antarketua umum partai politik.

"Bukan dibicarakan di ruang media luar atau di publik karena seringkali apa yang ditangkap publik itu tidak seperti yang terjadi di lapangan sebenarnya," ujarnya.

Untuk itu, dia mengingatkan PDIP untuk memperhatikan posisinya saat ini terlebih dahulu dalam mengemukakan pernyataan publik. "Jadi sebaiknya kita bisa cooling down memposisikan sesuai porsi masing-masing," ucapnya.

Mamun Awiek menyebut terbuka jika PDIP ingin bergabung dengan koalisi besar yang saat ini tengah proses penjajakan untuk dibentuk dengan menyatukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

"Kalau koalisi besar terjadi dan PDIP gabung ya Alhamdulillah, tapi itu semua masih penjajakan belum ada yang pasti," tuturnya.

Terlepas dari wacana koalisi besar, dia menegaskan bahwa sejauh ini KIB yang terdiri dari PPP, PAN, dan Partai Golkar pun sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden. "Yang jelas KIB hari ini sudah memenuhi syarat untuk mengusung calon presiden," kata dia.

Sebelumnya, Selasa (4/4), Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan bahwa PDIP wajar apabila menginginkan posisi bakal calon presiden apabila bergabung dengan koalisi besar. "PDIP itu sendiri bisa, tapi kami PDIP yang selalu berteriak membangun bangsa dengan cara gotong royong. Itu artinya PDIP enggak mau sendirian, akan bekerja sama. Nah, pada titik itu, PDIP kalau ngambil posisi capres, ya wajar-wajar saja, make sense lah. Bukan mau-maunya PDIP, enggak seperti itu, logic, sangat rasional,? kata Said di Jakarta.

Dalam acara Silaturahmi Ramadhan yang digelar oleh PAN di Kantor DPP PAN Jakarta, Minggu (2/4), hadir Ketua Umum PAN yang juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Plt Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar serta para tokoh partai politik lainnya.

Artinya ada dua koalisi hadir dalam silaturahmi tersebut yaitu Koalisi Indonesia bersatu yang dibentuk sejak 4 Juni 2022 dengan anggota Partai Golkar, PPP dan PAN serta Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang terdiri dari Partai Gerindra dan PKB.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement