Kamis 06 Apr 2023 17:41 WIB

Empat Korban Meninggal Dukun Pengganda Uang Banjarnegara dari Lampung

Polda sebut empat korban meninggal dukun pengganda uang Banjarnegara dari Lampung.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas SAR gabungan membawa peti berisi jenazah korban pembunuhan berkedok penggandaan uang, untuk dimakamkan di TPU Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, Jateng, Selasa (4/4/2023). Polda sebut empat korban meninggal dukun pengganda uang Banjarnegara dari Lampung.
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Petugas SAR gabungan membawa peti berisi jenazah korban pembunuhan berkedok penggandaan uang, untuk dimakamkan di TPU Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, Jateng, Selasa (4/4/2023). Polda sebut empat korban meninggal dukun pengganda uang Banjarnegara dari Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Empat keluarga asal Provinsi Lampung didampingi aparat Polda Lampung berangkat ke Polres Banjarnegara, untuk pemeriksaan DNA korban Mbah Slamet, dukun pengganda uang. Terdapat empat korban meninggal dunia merupakan dua pasangan suami istri (pasutri) asal Kabupaten Pesawaran, Lampung, yang meninggal dunia.

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, sebanyak dua personel Polsek Gedong Tataan Polres Pesawaran melakukan pendampingan terhadap keluarga korban penggandaan uang ke Polres Banjarnegara, Polda Jawa Tengah.

Baca Juga

“Dua personel kita dari Polsek Gedong Tataan mendampingi keluarga korban untuk berangkat ke Polres Banjarnegara,” kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad di Lampung Selatan, dalam keterangan persnya, Kamis (6/4/2023).

Pandra mengatakan, pendampingan dua personel terhadap keluarga korban tersebut bertujuan untuk melaksanakan tes DNA guna kecocokan data ante mortem pada Tim DVI Dokpol Biddokkes Polda Jateng.

Personel yang mendampingi keluarga korban tersebut yakni Bripka Gus Herwanto selaku Panit Min Intelkam Polsek Gedong Tataan dan Briptu Yudha Fahri, Unit Reskrim Polsek Gedong Tataan.

Mereka mendampingi keluarga korban atas nama Alda Cahya Fisabililah, anak Kandung dari Irsyad dan Wahyu Triningsih di dampingi oleh Adi Riyanto, adik ipar korban dan Rani Dwi Wulandari, anak Kandung dari Suhery dan Riani di dampingi oleh Panut, kakak korban.

Pandra mengatakan, hingga saat ini total korban penggandaan uang dukun Mbah Slamet asal Lampung sebanyak empat orang yang merupakan pasangan suami istri asal Kabupaten Pesawaran, Lampung.

“Upaya-upaya yang dilakukan Polda Lampung sendiri dalam perkara tersebut, dengan cara terus melakukan koordinasi bersama, Polda Jawa Tengah dan Kapolres Pesawaran dan membantu Polda Jawa Tengah dalam mengungkap kasus tersebut,” kata Pandra.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Republika.co.id, Kamis (6/4/2023), empat warga Kabupaten Pesawaran, Lampung, yang merupakan dua pasutri tersebut berniat mendatangi dukun Mbah Slamet di Padepokannya wilayah Tulungagung. Kepergian dua pasutri tersebut diajak Kijo, warga Lampung Tengah pada tahun 2021.

Kedua pasutri tersebut tertarik dengan ajakan Kijo, yang menerangkan bahwa Mbah Slamet dapat menggandakan uang dalam waktu sekejab. Niat mereka kesampaian dengan mendatangi Padepokan Mbah Slamet di Tulungagung, Jawa Tengah.

Awalnya, yang berangkat ke Padepokan Mbah Slamet suami mereka, yakni Irsad dan Suheri. Namun, pada Agustus 2021, mereka berangkat bersama istri masing-masing Riani dan Wahyu Triningsih. Tujuannya, tetap sama tergiur ingin menggandakan uang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement