Kamis 16 Mar 2023 21:13 WIB

Rekam Jejak Jadi Kepercayan Masyarakat Dukung Erick Thohir Maju Cawapres

Erick Thohir memiliki posisi sangat strategis untuk mengoptimalkan kekuatan populis.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Erdy Nasrul
Erick Thohir
Foto: Republika
Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat menilai figur layak menjadi pemimpin negeri ini berdasarkan sejumlah pertimbangnan. Ada yang berdasarkan kesukaan. Namun yang paling utama adalah rekam jejak.

Menteri BUMN Erick Thohir diyakini memiliki rekam jejak dan portofolio yang ekselen untuk diusung menjadi calon wakil presiden. "Kinerja menjadi perhatian utama masyarakat dalam menentukan pilihan. Erick Thohir punya banyak kebaikan yang menjadi modal untuk maju pada kontestasi 2024," ujar Founder Perfekto untuk Indonesia Amir Faisal dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis (16/3/2023).

Baca Juga

Erick Thohir memiliki posisi sangat strategis untuk mengoptimalkan kekuatan populis untuk bertarung bertarung dalam Pilpres 2024. Daya elektoral Erick Thohir menjadikannya sosok yang banyak diinginkan maju calon wakil presiden (cawapres). 

Ditambah lagi, hal tersebut diperkuat dengan raihan elektabilitas Erick Thohir yang terus bergerak positif. Erick Thohir tercatat selalu berada dalam daftar cawapres teratas melewati figur potensial lainnya. 

"Saat ini elektabilitas Erick Thohir dari bulan ke bulan terus meningkat. Sementara banyak kandidat lain mulai stagnan," tuturnya.

Berdasarkan riset Lembaga Survei dan Poling Indonesia (SPIN) periode 3-13 Februari 2023, Erick Thohir berhasil duduk di daftar teratas sebagai cawapres. Erick Thohir mendapat raihan angka sebesar 17,1 persen.

Lembaga survei Political Weather Station (PWS) menempatkan Erick Thohir sebagai cawapres teratas mengungguli AHY, Khofifah Indar Parawansa, Moeldoko, Airlangga Hartarto, Basuki T Purnama, Puan Maharani, dan Cak Imin.

Pengembangan sepak bola

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan sepak bola Indonesia terbuka dengan potensi kerja sama dengan negara mana pun, tak terkecuali dengan Australia.

"Setelah Kongres FIFA, saya bertemu dengan Presiden dari Football Federation of Australia (FFA) Chris Nikou," ujar Erick di Kigali, Rwanda, Kamis (16/3/2023).

Erick mendapatkan banyak insight dari Chris terkait tata kelola sepak bola yang profesional. Erick pun kagum dengan perjuangan Australia yang mencoba bangkit usai terjadi kasus di tubuh federasi lama dan juga gagal lolos ke Piala Dunia 2002.

FFA yang dibentuk menggantikan federasi sebelumnya pun mulai melakukan serangkaian aksi transformasi, baik dari pengelolaan kompetisi hingga peta jalan sepak bola Australia untuk jangka panjang.

"Perbincangan dengan Chris sangat menarik. Terlebih ada kedekatan emosional juga karena kita sama-sama bagian dari keluarga besar ASEAN Football Federation (AFF)," ucap mantan Presiden Inter Milan tersebut.

Australia, ucap Erick, membuka pintu untuk bekerja sama dalam mengembangkan sepak bola di Indonesia. Australia, lanjut dia, menilai Indonesia merupakan negara dengan potensi sepak bola yang besar, baik dari segi industri maupun kualitas permainan.

"Kami berbicara mengenai kerja sama organisasi antara PSSI dan FFA, serta kerja sama regional untuk pengembangan sepak bola di Asia Tenggara," kata Erick menjelaskan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement