REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Irjen Pol (Purn) Maman Supratman ayah terdakwa AKBP Dody Prawiranagara dilarikan ke Rumah Sakit setelah memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (15/3/2023). Maman dilarikan ke RS Jakarta karena kesehatannya menurun.
"Setelah memberikan kesaksian yang meringankan untuk anaknya kemarin beliau drop langsung dibawa ke RS," kata Kuasa Hukum Dody Adriel Purba kepada Republika, Kamis (16/3/2023).
Adriel mengatakan, kesehatan ayahandanya Dodi Prawiranegara memang sudah tidak normal. Di usianya yang ke-70 tahun ini, dia sering sakit-sakitan karena memiliki penyakit jantung yang tidak boleh perasaan hatinya terganggu. "Namun mau gimana lagi dia ingin memberikan kesaksian yang meringankan untuk anaknya," katanya.
Pada kesaksiannya kemarin, Irjen Maman Supratman, mengaku heran dan kaget kenapa anaknya tidak cerita telah mendapatkan perintah menyisihkan barang bukti narkotika jenis sabu oleh atasnya Kapolda Sumatra Barat Irjen Pol Teddy Minahasa. Padahal kata Maman selama ini Dody selalu bercerita tentang semua hal di lingkungan kerjanya di kepolisian.
"Saya justru kaget dan heran, yang mulia, biasanya kalau ada masalah apa-apa telpon saya," kata Maman Supratman saat menjadi saksi meringankan untuk terdakwa AKBP Dody Prawiranagara di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (15/3/2023).
Maman Supratman menceritakan, pernah Dody ketika menjadi Kapolres Bukittinggi bercerita, bahwa dia sedang menangani kasus pengeroyokan yang dilakukan komunitas motor besar. Kata dia ada delapan tersangka dalam kasus tersebut yang ditangani anaknya itu.
"Yang mulia tahu sendiri motor besar ini pemiliknya bukan orang-orang kecil. Saya bilang kepada anak saya, kamu jangan takut kepada siapapun di belakangnya sikat. Itu pesan kepada anak saya," cerita Maman Supratman.
Maman mengaku bahwa anaknya itu benar-benar menangani kasus tersebut secara profesional. Kemudian Dody menghubungi ayahnya lagi dan mengatakan bahw dia ditawari duit Rp 10 miliar oleh seseorang.
Apakah uang Rp 10 miliar itu sebagai imbalan terkait perkara kasus pengeroyokan yang dilakukan komunitas motor besar. Maman tidak menjelaskannya, namun dia hanya menceritakan bahwa Dody anaknya dikasih uang Rp 10 Miliar.
"Anak saya telpon pak ada yang bawa uang 10 miliar. Kamu terima itu langsung pensiun. Jangan coba-coba. Alhamdulillah kata-kata saya dilaksanakan," katanya.
Maman mengaku heran kenapa saat diperintahkan Teddy Minahasa, memisahkan barang bukti sabu itu, Dody tidak menceritakannya. Sungguh kata dia ini di luar kebiasaannya. "Maka dengan kejadian ini saya sangat terpukul sekali kenapa dia tidak telepon saya. Begitu yang mulia,"
Kepada Majelis Hakim, Maman mengaku bahwa dia merupakan panutan bagi anak-ananya termasuk Dody yang sudah jadi perwirang menengah. Dan Maman sebagai ayah Dody juga merupakan pensiunan polisi bintang dua pernah menjabat sebagai Kapolda Riau dan terakhir jabatannya sebagai Deputi Hubungan Internasional di Lemhanas. "Iya sebagai panutan dan anak saya selalu konsultasi," katanya.
Maman mendengar bahwa Dody dekat dengan Kapolda Sumatra Barat Teddy Minahasa. Meski demikian Dody tidak pernah menceritakan seperti apa kedekatannya itu. "Tidak pernah cerita. Cuman saya mendengar anak saya dekat dengan Kapolda," katanya.
Maman menilai, kemungkinan Dody dekat dengan Kapolda Sumatra Barat Teddy Minahasa itu karena kinerjanya bagus. Hal itu diakui Teddy Minahasa bahwa Polres Bukittinggi yang dijabat Dody ini menjadi percontohan.
"Ini bukan membanggakan anak saya karena anak saya itu Kapolres yang paling bagus di Sumatra Barat. Bahkan ada WA-nya Kapolda bilang Kapolres lainnya nyontek ke Bukittinggi," katanya.
Maman mengatakan bahwa setiap anaknya bekerja di suatu tempat selalu mendapatkan penghargaan. "Ini bukan membanggakan a anak saya. Pindah kemanapun dapat penghargaannya," katanya.