Senin 13 Mar 2023 07:44 WIB

BPPTKG: Ada Potensi Bahaya di Sisi Barat Laut Gunung Merapi

Ada deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung di sisi barat laut.

Dampak erupsi gunung Merapi –sejak Sabtu (11/3) siang-- telah mengakibatkan hujan abu vulkanis di sejumlah lokasi wilayah di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.Hingga Ahad (12/3), timbunan abu vulkanis dengan ketebalan bervariasi masih memenuhi badan jalan penghubung antar daerah, jalanan lingkungan, atap- atap rumah hingga tanaman yang ada di lahan pertanian warga.Seperti jalan penghubung Magelang- Boyolali di wilayah Kecamatan Sawangan, pemukiman warga di Desa Tleogolele dan Wonolelo, serta lahan pertanian warga di lereng gunung Merapi di  wilayah Kecamatan Selo.
Foto: Republika/bowo pribadi
Dampak erupsi gunung Merapi –sejak Sabtu (11/3) siang-- telah mengakibatkan hujan abu vulkanis di sejumlah lokasi wilayah di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.Hingga Ahad (12/3), timbunan abu vulkanis dengan ketebalan bervariasi masih memenuhi badan jalan penghubung antar daerah, jalanan lingkungan, atap- atap rumah hingga tanaman yang ada di lahan pertanian warga.Seperti jalan penghubung Magelang- Boyolali di wilayah Kecamatan Sawangan, pemukiman warga di Desa Tleogolele dan Wonolelo, serta lahan pertanian warga di lereng gunung Merapi di wilayah Kecamatan Selo.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap adanya potensi bahaya di sisi barat laut Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, saat konferensi pers secara virtual diikuti di Yogyakarta, Ahad (12/3/2023), mengatakan, potensi bahaya tersebut selain yang bersumber dari kubah lava tengah dan kubah lava sisi barat daya Merapi yang hingga kini terus mengalami pertumbuhan.

Baca Juga

"Ada potensi bahaya yang lain di mana pada sektor barat laut (Gunung Merapi) ini terjadi pergerakan, terjadi inflasi sehingga ini juga tetap kita ingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan," kata Agus.

Menurut dia, ada deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung di sisi barat laut Merapi yang terpantau selama dua tahun terakhir.

Sebelumnya, deformasi hanya terjadi pada lokasi dua kubah lava gunung api aktif itu yakni di tengah kawah dan sisi barat daya. "Ini sesuatu yang unik, selain unik juga berpotensi bahaya sehingga perlu kami sampaikan," ujar dia.

Agus menjelaskan, laju deformasi pada sisi barat laut Merapi sebesar lebih dari 15 meter dalam kurun waktu dua tahun. Perkembangan itu cukup besar jika dibandingkan deformasi saat menjelang erupsi Merapi pada 2006 dan 2010 yang kurang dari 4 meter, meski kala itu terjadi dalam tempo yang cepat.

"Besarnya (deformasi) 15 meter ini yang menjadi perhatian kami. Kami khawatir bahwa tebing dari puncak sebelah barat laut ini menjadi tidak stabil dan longsor," ujar dia.

BPPTKG terus memantau kondisi tebing beserta laju deformasi sisi barat laut gunung api itu secara intensif. "Untuk saat ini masih stabil kondisinya dan kecepatan dari deformasi juga relatif rendah, namun ini perlu kami sampaikan agar masyarakat tetap bersiap siaga," kata Agus Budi.

Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas guguran sejauh maksimal 4 km ke barat daya, yaitu ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak mulai Sabtu (11/3/2023) siang hingga petang dan masih berlanjut hingga Minggu (12/3/2023

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

).

Berdasarkan pantauan BPPTKG hingga Ahad pukul 15.30 WIB tercatat total sebanyak 54 awan panas guguran telah keluar dari Gunung Merapi. Rentetan awan panas guguran itu terjadi akibat longsoran kubah lava barat daya Gunung Merapi.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.

Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement