Kamis 20 Nov 2025 17:37 WIB

Pakar ITB Dukung Transfer Teknologi Proyek Pemetaan Nasional

Biasanya vendor internasional bekerja sama dengan mitra lokal atau perguruan tinggi.

Ornamen peta kepulauan maritim Indonesia (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Ornamen peta kepulauan maritim Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar geospasial dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Ketut Wikantika menyatakan, idealnya saat ini adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk melaksanakan penyediaan data dasar geospasial seluruh wilayah NKRI. "Karena pengetahuan, keterampilan serta pengalaman yang didapat sudah sangat banyak dan beragam," kata Prof Wikantika saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (20/11/2025).

Wikantika menanggapi langkah Badan Informasi Geospasial (BIG) yang melakukan proses tender penyediaan data dasar geospasial dan peta dasar wilayah seluruh Indonesia. Jika penyediaan data dasar geospasial dan peta dasar wilayah urban dan nonurban itu nantinya dikerjakan oleh vendor asing, ia menekankan, pentingnya keterlibatan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Baca Juga

Menurut dia, kolaborasi itu sangat mungkin diterapkan, baik dalam konteks teknis dan pengelolaannya. Hal itu sekaligus melakukan evaluasi dan supervisi terhadap pelaksanaan dan hasil dari proyek tersebut.

"Biasanya vendor internasional akan bekerja sama dengan mitra lokal atau dengan perguruan tinggi yang dipercaya. Sehingga pemerintah juga harus memastikan adanya transfer teknologi dari proyek tersebut. Dan kepastian keamanan datanya juga harus jelas karena di era digital potensi kebocoran data bisa terjadi," kata Wikantika.

BIG sedang melakukan proses tender proyek penting dan strategis nasional sejak Juli 2025, yaitu penyediaan data dasar geospasial dan peta dasar wilayah seluruh Indonesia. Proyek pertama, pengumpulan data spasial wilayah urban yang terdiri dari 4 paket pekerjaan meliputi wilayah Kalimantan- Yogyakarta (lot I); Sumatra (lot 2); Jawa (lot 3); serta Jawa Timur, Bali, Maluku dan Papua (lot 4).

Proyek kedua yaitu pengumpulan data spasial dan peta wilayah nonurban terdiri dari 4 Lot, yakni lot 1 : Kalimantan; lot 2 Sumatra; lot 3 Jawa, Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya; serta lot 4 Papua lainnya. Proyek ini merupakan bagian dari paket yang lebih besar dari Integrated Land Administration and Spatial Planning Project (ILASP) dengan kode P180860.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement