REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 150 siswa SMP negeri dan swasta di Kota Bogor mengikuti talkshow 'Aman dan Bijak Menggunakan Media Online; di Balai Kota Bogor, Rabu (8/3/2023). Acara yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor tersebut bertujuan mengedukasi anak-anak usia SMP yang rentan dalam bermain media sosial.
Kepala DP3A Kota Bogor, Dody Ahdiat, mengatakan, pihaknya memang menyasar anak-anak SMP yang memang usia mereka lebih rentan dalam bermain media sosial dan perlu edukasi. Kegiatan itu merupakan kegiatan pertama DP3A yang turut didukung Childfund dan Warga Upadaya.
Tujuan kegiatan itu adalah agar anak-anak bisa menjadi agen di sekolahnya masing-masing, bijak menggunakan media sosial, dan bisa berkarya di dunia nyata. Selain itu, para siswa dapat mempunyai karakter yang kuat dan menjadi generasi berkarakter.
"Setelah diskusi ini akan ada kesepakatan bersama dalam bentuk pernyataan yang akan kita sebarkan dan sosialisasikan ke semua sekolah. Harapan kami setelah ada kegiatan ini kasus-kasus pelecehan atau kekerasan di media sosial bisa menurun dan semakin ada kesadaran dari anak-anak sekolah dan keterlibatan dari guru dan orangtua," kata Dody di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, memberikan pesan bagi para generasi muda. Salah satu yang disampaikannya, ialah enam faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
"Pertama, pola asuh orang tua. Orang tua mengajarkan agama dan adab tidak? Mengajarkan disiplin dan hormat kepada orang tua tidak? Kalau jawabannya tidak maka masa depan suram," Bima.
Dia melanjutkan, bagi anak-anak yang orang tuanya sudah wafat maka faktor kedua yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu lingkungan sekitar, sahabat atau tokoh masyarakat. Ketiga, yang juga berpengaruh yakni nutrisi dan gizi karena bisa mempengaruhi cara berpikir dan stamina anak. "Keempat, permainan dan tontonan. Kita main dan nonton apa berpengaruh pada pola pikir," jelas Bima.
Menurut dia, faktor kelima yakni hiburan dan rekreasi. Sesekali mencari hiburan di media sosial boleh, tapi kalau hidup hanya berkutat dengan media sosial maka masa depannya akan selesai. Pasalnya, hiburan dan rekreasi bisa masuk ke dalam alam bawah sadar.
Terbukti, anak-anak muda saat ini banyak yang berpikir untuk childfree dan tidak mau menikah. "Dan keenam faktor eksplorasi. Sejauh mana orang tua bisa membuat anak-anak terus memiliki sikap untuk memecahkan dan mengatasi masalah sendiri, kalau tidak nanti anak akan bergantung kepada orang tua," kata Bima.