REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menemukan kasus diabetes tipe II dengan pasien merupakan remaja yang berusia di bawah usia 15 hingga 19 tahun. Tren tersebut terus meningkat dan sangat mengkhawatirkan sebab dipengaruhi faktor perilaku yang kurang sehat.
"Memang mengkhawatirkan karena diabetes tipe dua itu bukan bawaan keturunan tapi pengaruh perilaku sudah menyerang anak usia di bawah 15 tahun dan juga remaja 15 sampai 19 tahun," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian, Selasa (7/3/2023).
Beberapa puluh tahun ke belakang, ia mengatakan kasus diabetes tipe dua dianggap tidak lazim. Sebab penyakit tersebut lebih banyak menyerang masyarakat usia tua.
"Kata para ahli karena pola makan anak remaja yang kurang baik, terlalu mengkonsumsi makanan kurang sehat, kadar gula tinggi, karbohidrat tinggi, kurang serat dan lainnya," katanya.
Selain itu, gizi tidak seimbang dan kurang aktivitas fisik. Apalagi selama dua tahun setengah lebih kemarin terjadi Covid-19, anak-anak hanya berada di rumah termasuk sekolah daring.
"Aktivitas di rumah paling main game, aktivitas fisik kurang sementara konsumsi makanan terus itu yang menyebabkan diabetes menyerang anak muda ini mengkhawatirkan tapi jadi tantangan," ujarnya.
Anhar mengatakan anak muda yang terkena diabetes tipe dua tidak akan hilang. Namun, dapat diatasi dengan gaya hidup yang sehat.
Dinkes pun terus berupaya melakukan peningkatan screening terhadap anak muda untuk memastikan apakah mereka terkena diabetes tipe dua atau tidak. Sebab risiko dan potensi terkena diabetes pada anak ada. "Pola makan diperbaiki, aktivitas fisik ditambah," katanya.
Ia mengatakan screening kepada anak usia 15 tahun ke atas terus digalakkan. Beberapa kegiatan screening dilakukan di puskesmas, beberapa even, meminta klinik dan rumah sakit melakukan screening. Termasuk rencana datang ke sekolah.