REPUBLIKA.CO.ID, Pandemi Covid-19 memaksa Fabian Radhiya kembali ke Indonesia. Hal itu karena sistem perkuliahan tatap muka harus berhenti. Padahal, ia sudah menempuh pendidikan selama sekitar 1,5-2 tahun di sebuah community college di Amerika Serikat (AS).
"2020 karena ada pandemi dan persoalan lain akhirnya harus balik ke Indonesia," ujar Fabian dalam acara 'Ngopi Sore: Antara Kuliah dan HSBC Business Case Competition' yang disiarkan Instagram Sampoerna University beberapa waktu lalu dikutip Republika.co.id di Jakarta, Ahad (26/2/2023).
Balik ke Jakarta, ia sempat bingung ketika harus memilih kampus untuk meneruskan pendidikannya. Setelah menimbang berbagai informasi dan mendapatkan rekomendasi dari rekan, akhirnya ia menjatuhkan pilihan kuliah di Sampoerna University. Satu hal khusus yang menjadi pertimbangannya adalah kampus menerapkan standar kurikulum AS.
Alhasil, beberapa mata kuliah yang pernah diambilnya ketika masih ngampus di negeri Paman Sam bisa diakui di Sampoerna University. "Balik ke Jakarta, direkomendasikan temen aku di Sampoerna, karena Sampoerna based US university, kredit yang aku ambil di US itu bisa ditransfer aku gak harus ngulang dari awal lagi kuliahnya, itulah alasan aku masuk di FOB di Sampoerna University," ujar Fabian.
Apalagi, tersedia opsi double degree dengan The University of Arizona. Karena itu, Fabian merasa sangat tepat akhirnya bisa kuliah di Sampoerna University lantaran cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan dengan kualitas setara di AS dapat berlanjut. Adapun mahasiswa yang menempuh pendidikan double degree di Sampoerna University, akan lulus dengan gelar sarjana dari University of Arizona tanpa perlu meninggalkan Jakarta.
Dia pun menjelaskan, alasan akhirnya memilih mendaftar sebagai mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Faculty of Business (FOB) angkatan 2020. Menurut Fabian, ia sejak kecil memang sudah terbiasa bergelut dengan dunia bisnis. "Aku ngambil konsentrasi banking and finance, alasannya aku dari kecil sudah interaksi dengan bisnis, apalagi dulu papaku kariernya di business field," kata Fabian.
Mahasiswa Prodi Manajemen FOB lainnya, Nadhira Buhari mengatakan, ia memilih mendaftar sebagai mahasiswa Sampoerna University dari jalur beasiswa. Pernah menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA) setahun di AS, juga menjadi salah satu pertimbangannya dalam memilih tempat kuliah bermutu. "Sejujurnya adalah karena aku anak beasiswa, karena beasiswa yang ditawarkan sangat bagus dan ini really good deal for me," katanya.
Keunggulan lain yang dirasakan Nadhira tentu saja adalah tawaran double degree. Pertimbangan lainnya adalah ketika ia nanti akan melanjutkan pendidikan berikutnya di luar negeri maka sudah terbiasa dengan kurikulum selama menempuh sarjana. "(Apalagi) saya cek ada garansi dapat pekerjaan (setelah diwisuda) dalam tiga bulan," kata Nadhira.
Selaku host acara, Elisabet Clara yang juga menempuh double degree membenarkan jika mahasiswa yang lulus di Sampoerna University memang mudah terserap dunia kerja. Mereka hampir bisa langsung bekerja di berbagai korporasi di bawah masa tunggu maksimal tiga bulan setelah wisuda. "Ada jaminan sekitar 95 persen lulusan Sampoerna itu dalam tiga bulan sudah keterima kerja," ucap Clara.
Baik Fabian, Nadhira, maupun Clara adalah tiga mahasiswa/i berprestasi yang sanggup menempuh pendidikan double degree. Khusus Fabian dan Nadhira, keduanya malah mendapat penghargaan sebagai Student of Year 2022 dan merupakan tim yang mewakili Sampoerna University dalam HSBC Business Case Competition.
Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) dan melibatkan para juri dari jajaran eksekutif perusahaan dan para ahli di bidang bisnis dan korporasi. Lomba bisnis tahunan tersebut diikuti oleh mahasiswa strata satu dari fakultas ekonomi dan bisnis yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
Fabian menuturkan, ia memang aktif di berbagai kegiatan. Meski begitu, ia bisa membagi waktu antara kuliah, aktivitas di kampus, maupun kegiatan magang di luar. Menurut dia, sebenarnya hampir tidak ada bedanya kuliah ketika masih di AS maupun di Indonesia. Yang sangat mencolok adalah jika di AS semuanya dilakukan dalam bahasa Inggris.
"Berhubung aku cukup aktif anaknya, jujurly padat banget tapi kembali ke kita me-manage waktu karena 24 jam itu ada, dan bisa dibuat untuk cukup. Kembali ke kita atur waktu, kapan harus kerja, kalau main dialokasikan waktunya jangan kelamaan, dan lakukan apa yang prioritas. Mana yang harus kita kelarin duluan, dan prioritas mana yang harus ku cicil," kata Fabian.
Berkat kemampuan mengelola prioritas, ia bisa menjalani kuliah dan kegiatan lain tanpa saling mengganggu. Bahkan, Fabian merasa padatnya kegiatan di luar perkuliahan yang menunjang kemampuannya bisa menjadi modal ketika lulus nantinya. "Kalau kita well organized tidak masalah apa yang kita hadapi, itu bisa kita atur waktunya dengan baik. Aku tahu gak mudah," jelas Fabian.
Adapun Nadhira membandingkan pengalamannya ketika masih SMA dan kuliah di Sampoerna University. Menurut dia, selain budaya yang berbeda antarkedua negara, tentu saja ketika studi di luar membutuhkan usaha lebih dibandingkan siswa lokal. Karena itu, pengalaman double degree yang dijalani Nadhira bakal dijadikan sebagai tangga untuk bisa meraih kesuksesan ketika menjalani kuliah pascasarjana di luar negeri.
Dibantu urus beasiswa
Menjadi mahasiswi Sampoerna University juga membuka peluang untuk bisa mendapatkan beasiswa keluar negeri. Diannisa Wahyu Putri, misalnya. Mahasiswa Akuntansi 2019 ini meraih Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2022 untuk bisa merasakan kuliah selama satu semester di University of Pecs, Hungaria.
Menurut dia, IISMA adalah salah satu program yang diadakan pemerintah Indonesia yang dibiayai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). "(Tapi) ini bukan double degree, bisa kalian semua apply, ini terbuka lebar untuk kalian semua," terang Dian di acara 'Ngopi Sore: Going Global with IISMA', beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan, pemilihan Budapest sebagai tempat kuliah lantaran ibu kota Hungaria tersebut merupakan salah satu kota dalam mimpinya yang harus dikunjungi. Dian bersyukur, akhirnya dapat tinggal di Budapest untuk mengikuti perkuliahan berkat lolos sebagai penerima beasiswa. Selama tinggal di Budapest, Hungaria, ia mendapatkan kesempatan untuk memilih dan mengikuti empat mata kuliah yang disajikan universitas.
Kebetulan pula, mata kuliah tersebut sangat berkaitan dengan prodi yang diambil di Sampoerna University. "Dan di Universitas Pech itu menawarkan empat mata kuliah yang aku bener-bener tertarik, sejujurnya waktu itu semester aku sudah habis, mata kuliah sudah ku ambil semua," ucap Dian.
Dia menjelaskan, keberhasilan lolos IISMA 2022 berkat dukungan kampus. Ketika harus mengurus berbagai dokumen, ia perlu meminta tanda tangan kepala prodi sampai dekan. Belum lagi dokumen persyaratan yang perlu dilegalisasi sangat banyak. Beruntung, semuanya dapat berjalan lancar karena pihak kampus sangat mendukung perjalanan mahasiswa yang mengurus administrasi demi kelancaran perjalanan beasiswa.
"Alhamdulillah di Sampoerna University itu dokumennya gampang banget, gak sampe sepekan selesai di tanda tangan. Bahkan saat aku di IISMA banyak banget dokumen perlu tanda tangan dari kampus, dan itu cepet banget. Waktu persiapan kan banyak biaya kan, nah aku tuh minta bantuan dana, nah Sampoerna University tuh dapat bantuan dana, dan itu sangat membantu," kata Dian.
Sementara itu, Student and Alumni Affairs Manager Sampoerna University, Farrah Mahdaly menyampaikan, kampus sangat berkomitmen untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang bersaing. "Kami mempersiapkan kurikulum yang berstandar internasional agar mahasiswa bisa punya kredensial. Kurikulum Sampoerna University merupakan kolaborasi kurikulum Indonesia dengan kurikulum AS yang berstandar kebutuhan kerja," jelas Mahdaly.
Program di Sampoerna University yang dikembangkan, antara lain entrepreneurship, banking and finance, digital marketing, hingga computer science and informatics. "Dengan program kami, siswa dijamin memiliki keterampilan dan kredensial yang lebih baik yang akan membuka pintu untuk karier nasional atau internasional setelah mereka lulus," ujar Farrah saat 'Kick Off: Bright Future Competition 2023'