Rabu 22 Feb 2023 23:06 WIB

BMKG: Dua Hari ke Depan Waspadai Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia

Gelombang tinggi berpotensi terjadi pada 23-24 Februari 2023.

Seorang pria mengamati gelombang tinggi di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (14/2/2023). BMKG mengimbau masyarakat pesisir untuk mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan di Indonesia pada 23-24 Februari 2023. (ilustrasi)
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Seorang pria mengamati gelombang tinggi di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (14/2/2023). BMKG mengimbau masyarakat pesisir untuk mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan di Indonesia pada 23-24 Februari 2023. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir untuk mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan di Indonesia pada 23-24 Februari 2023.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Rabu (22/3/2023).

Baca Juga

Ia mengemukakan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Utara-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara dan Laut Jawa bagian timur," kata dia.

Eko mengatakan, hal itu menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter. Utamanya, di perairan barat P Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, perairan Enggano-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan NTT, Laut Sawu, perairan Pulau Sawu-Rote-Kupang.

Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di perairan selatan Kepulauan Anambas-Kep. Natuna, perairan timur Pulau Lingga-Pulau Bintan, Laut Natuna, perairan selatan Kalimantan, Selat Makasar bagian selatan, dan perairan Pulau Selayar-Sabalana Selain itu juga di Laut Flores, perairan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku, perairan barat dan timur Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua.

Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5 hinga empat meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur-NTB, perairan utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna. "Lalu pada gelombang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara," ujarnya.

Untuk itu, Eko Prasetyo mengatakan, perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m). Selain itu, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement