Selasa 21 Feb 2023 17:37 WIB

Satu Korban Ledakan Petasan Blitar Belum Teridentifikasi

Satu korban meninggal jenazahnya utuh karena diduga berada di dapur.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Polisi melakukan olah TKP di pusat ledakan diduga bubuk mesiu bahan baku petasan di Desa Karangbendo Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur, Senin (20/2/2023). Ledakan tersebut menyebabkan sebanyak 25 rumah warga rusak berat, 4 orang warga tewas di lokasi dan 11 orang luka-luka, hingga kini polisi masih melakukan penyidikan dengan menerjunkan Gegana Brimob Polri di lokasi.
Foto: Antara/Irfan Anshori
Polisi melakukan olah TKP di pusat ledakan diduga bubuk mesiu bahan baku petasan di Desa Karangbendo Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur, Senin (20/2/2023). Ledakan tersebut menyebabkan sebanyak 25 rumah warga rusak berat, 4 orang warga tewas di lokasi dan 11 orang luka-luka, hingga kini polisi masih melakukan penyidikan dengan menerjunkan Gegana Brimob Polri di lokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo menyatakan, telah melakukan pemeriksaan 20 potongan tubuh di lokasi ledakan petasan di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Pemeriksaan dilakukan oleh tim DNA bersama tim DVI Biddokkes Polda Jatim yang didukung RS Bhayangkara Kediri, dan RSUD Srengat.

Terdiri dari tulang, daging, rambut, ditambah dua sampel darah dari keluarga korban. "Ini untuk menentukan siapa korban satunya. Karena di antara 4 korban MD (meninggal dunia) di TKP, tiga sudah bisa diidentifikasi, tinggal 1 yang belum diidentifikasi," ujarnya, Selasa (21/2/2023).

Baca Juga

Sodiq memprediksi, ledakan tersebut terjadi saat tiga dari empat korban tengah membuat atau meracik petasan. Hal ini dilihat berdasarkan kondisi korban dengan tubuhnya yang hancur. Kemungkinan para korban mengelilingi bahan peledak tersebut.

Sedangkan satu korban meninggal yang jenazahnya utuh, berada jauh dari pusat terjadinya ledakan. Korban dengan jenazah utuh diduga berada di dapur. "Kalau lihat dari korbannya hancur, kemungkinan ketiganya masih proses membuat, begitu. Jadi tiga orang mengelilingi itu. Yang (korban) satu posisinya di kamar, yang masih utuh itu. Kalau tiga semuanya hancur semuanya," ujarnya.

Sodiq mengatakan, untuk penanganan ledakan yang bersumber dari peledak jenis low explosive lebih susah daripada menangani high explosive. Karena low explosive sangat sensitif terhadap getaran, gesekan, dan tekanan.

"Bahkan kena air pun dapat meledak sendiri. Bahkan diangkat, jatuh, bisa meledak sendiri," kata Sodiq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement