Jumat 17 Feb 2023 05:19 WIB

Kunjungan Dubes AS ke PKS yang Dinilai Sebagai Simbol Dukungan untuk Anies

Menurut pengamat, Anies selama ini dinilai dekat dengan Amerika Serikat.

Duta Besar Amerika Serikat, Sung Yong Kim. Sung pekan ini mengunjungi kantor DPP PKS di Jakarta. (ilustrasi)
Foto:

Dubes Sung mengatakan, kunjungannya ke PKS untuk menegaskan komitmen Pemerintahan AS dalam mengedepankan demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM). Sung mengatakan, ia melakukan diskusi terbuka mengenai sejumlah hal yang berkaitan dalam memperdalam hubungan AS dan Indonesia.

"Dalam diskusi tadi dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu, kami membicarakan tentang bagaimana cara kedua negara memperdalam hubungan kita untuk menjawab tantangan-tantangan permasalahan global yang ada di dunia," kata Sung.

Adapun, Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan, kunjungan Dubes AS itu adalah sebagai bentuk silaturahim. Syaikhu mengatakan, sebagai salah satu partai politik (parpol) di Indonesia, PKS mendorong kemitraan strategis antara kedua negara. 

"Kami berharap hubungan antara RI-AS ke depan akan bisa berjalan semakin baik, dan PKS sebagai salah satu parpol di Indonesia insya allah akan selalu mendorong kemitraan strategis antara RI-AS semakin maju dan baik," kata Syaikhu. 

Terkait Pilpres 2024, anggota DPR RI Fraksi PKS, Johan Rosihan membenarkan, PKS sudah ada rencana untuk deklarasi capres bersama Koalisi Perubahan pada 23 Februari 2024. Sebab, sinyal sudah disampaikan Majelis Syuro pilihan jatuh ke Anies Baswedan.

Namun, ia mengatakan, di rapat-rapat pleno DPP PKS mereka masih menganalisis. Artinya, PKS memang terus mencoba memasangkan satu tokoh dengan tokoh lain, sehingga masih terbuka dan masih terdapat ruang untuk membangun komunikasi.

Ia menekankan, jika dalam satu perbincangan ditemui titik temu mengusung satu orang yang sama tentu kerja sama politik akan dapat segera dibangun. Tapi, sekalipun tidak ditemui titik temu, Johan mengajak saling memahami posisi.

"Itulah pentingnya bertemu, tidak dianalisis ini sebagai gerakan apa, ini proses biasa saja, mari nikmati prosesnya, kita berpemilu dalam rangka mencari sosok pemimpin bangsa yang betul-betul mencintai Indonesia, mengayomi Indonesia," kata Johan, Kamis (16/2/2023).

Di MPR sendiri, ia mengungkapkan, mereka sedang menyusun satu konsep pokok-pokok haluan negara yang disepakati semua fraksi kalau kita tidak perlu memiliki visi misi masing-masing kelompok. Sebab, kita sudah ada dan diambil dari UUD 1945.

Misinya, lanjut Johan, sudah jelas melindungi seluruh rakyat, tumpah darah, dan adapun kepala daerah kepala negara mengambil intisari itu dan mengembangkannya. Karenanya, ia berharap, ada yang baru dari perhelatan Pilpres 2024 mendatang.

Prinsipnya, ia menekankan, menjaga negara kesatuan republik Indonesia. Maka itu, lantaran yang sedang dicari calon-calon negarawan, dalam proses harus saling bicara, harus banyak dialektika dan ditemui pasangan yang pas dalam kontestasi.

"Kami berharap, tidak boleh ada lagi hanya ada dua calon, kalau bisa saya berharap ada 3-4 calon, supaya tidak terbelah, bangsa kita, capek kita terbelah, jadi kami bukan cuma capek di luar pemerintahan, capek terbelah," ujar Johan.

Johan mencontohkan, posisi PKS dan PDIP yang selama ini apa pun yang dikatakan kader-kader keduanya akan selalu diposisikan sebagai dua kutub ekstrem dalam politik. Jika PKS yang bicara diposisikan kanan sekali, jika PDIP bicara diposisikan kiri sekali. 

Padahal, ia mengingatkan, dalam keseharian keduanya sama-sama main di tengah. Karenanya, Johan berpendapat, jika tidak dibangun jembatan komunikasi yang bagus antar elit-elit partai politik, akan banyak 'kompor' yang bermain di tengah.

"Yang kemudian di luar kebiasaan sehari-hari kemi," kata Johan.

 

 

photo
Manuver Surya Paloh antara Anies dan Jokowi. - (Republika/berbagai sumber)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement