Sabtu 04 Feb 2023 20:45 WIB

Jaksa Agung Ingatkan Jajaran Terapkan Pola Hidup Sederhana

Jaksa Agung meminta jajarannya menolak hadiah yang bisa mencemarkan institusi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan), Kapolri Jendral Idham Azis (kedua kiri) Jaksa Agung Republik Indonesia Burhanudin (kiri) saat penindakan mobil dan motor mewah di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (17/12).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan), Kapolri Jendral Idham Azis (kedua kiri) Jaksa Agung Republik Indonesia Burhanudin (kiri) saat penindakan mobil dan motor mewah di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajarannya untuk menerapkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk saat menjalani tugas.

"Sederhana adalah sikap yang mampu mencegah dari perilaku boros, tamak, dan rakus sehingga perilaku sederhana adalah kunci pengendalian diri untuk membangun integritas institusi," kata Burhanuddin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).

Baca Juga

Sejak 2020, Burhanuddin menerbitkan Instruksi Jaksa Agung RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penerapan Hidup Sederhana. Intruksi Jaksa Agung ini mengatur beberapa hal diantaranya menghindari gaya hidup konsumtif dengan tidak membeli/memakai/memamerkan barang-barang mewah.

Instruksi tersebut juga bertujuan menghindari timbulnya kesenjangan dan kecemburuan sosial di media sosial. Selain itu juga untuk menyesuaikan dan menyelaraskan setiap perilaku berdasarkan norma hukum dan adat istiadat masyarakat setempat. Jaksa Agung juga menginstruksikan jajarannya menolak menerima hadiah/keuntungan, serta menghindari tempat tertentu yang dapat merendahkan martabat/mencemarkan kehormatan institusi.

Burhanuddin menjelaskan maksud dari instruksi tersebut untuk pengendalian dan introspeksi bagi insan Adhyaksa. Tujuannya agar tidak melakukan penyalahgunaan kewenangan terlebih lagi perbuatan melawan hukum yang dapat merugikan masyarakat.

"Sikap sederhana insan Adhyaksa dengan sendirinya akan membangun integritas sebagai seorang penegak hukum," katanya.

Selain kesederhanaan, Burhanuddin juga mengingatkan tentang kedisiplinan dalam menjalankan tugas. Membangun etos kerja yang mampu mengimbangi antara kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas untuk mencapai harapan dari pekerjaan.

Dalam birokrasi, kata Jaksa Agung, memerlukan kedisiplinan dalam mengeksekusi seluruh program dan kebijakan untuk memperoleh keberhasilan. Disiplin tidak hanya terkait dengan masalah waktu kerja.

Kedisiplinan juga terkait dengan bagaimana setiap insan Adhyaksa mampu mengimplementasikan dan mewujudkan setiap program serta imbauan dari kebijakan pimpinan dalam kesehariannya. Seperti pola perilaku, pola pikir dan tutur kata yang beretika serta bermartabat sehingga sosok jaksa tidak ada sekat dengan masyarakat.

Burhanuddin menambahkan pekerjaan seorang jaksa sebagai bentuk pengabdian yang akan terukir dalam perjalanan karier yang akan menjadi suatu kebanggaan. "Berhasil atau tidaknya seorang jaksa dalam berkarir, sangat bergantung pada rekam jejak yang telah diukirnya untuk institusi. Jadi, semua melalui proses, tidak ada yang instan untuk menjadi seorang pejabat di Kejaksaan," tegas Burhanuddin mengingatkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement