Jumat 03 Feb 2023 20:41 WIB

Cegah Diabetes, Menkes Ingatkan Orang Tua Jauhkan Anak dari Makanan Manis

Orang tua juga diminta untuk rutin membawa anak memeriksa hemoglobin A1c.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
perawatan atau pencegahan yang diabaikan bisa membuat anak penderita diabetes juga mengalami stroke, gagal ginjal hingga jantung.
Foto: www.pixabay.com
perawatan atau pencegahan yang diabaikan bisa membuat anak penderita diabetes juga mengalami stroke, gagal ginjal hingga jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan, ada beragam risiko lanjutan apabila diabetes menyerang anak-anak. Menurutnya, perawatan atau pencegahan yang diabaikan bisa membuat anak penderita diabetes juga mengalami stroke, gagal ginjal hingga jantung.

“Jadi itu penting buat masyarakat diedukasi dan dididik untuk bisa identifikasi dia diabetes apa nggak,” kata Budi kepada awak media di Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Baca Juga

Dalam pencegahan dan perawatannya, dia meminta masyarakat bisa memantau anak dengan menjauhkannya dari makanan manis dan gula berlebih. Dirinya juga menyarankan agar anak-anak bisa lebih banyak olahraga fisik.

Lebih jauh, dia meminta para orangtua rutin membawa anak-anaknya melakukan pemeriksaan rutin hemoglobin A1c (HbA1c). Tujuannya, mengukut jumlah sel darah merah yang berkaitan dengan gula selama tiga bulan terakhir.

Sebagai informasi, gula darah bisa dikatakan normal apabila HbA1c di bawah 5,7 persen. Namun demikian, baru dinyatakan prediabetes apabila kandungan gula ada di kisaran 5,7 hingga 6,4 persen, dan menjadi diabetes saat HbA1c mencapai 6,5 persen.

Sebelumnya, berdasarkan laporan di 13 kota yang disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat 1.645 pasien anak penderita diabetes hingga Selasa (31/1/2023). Khusus golongan usia sebaran kasus diabetes pada anak mayoritas di kisaran 10-14 tahun dengan porsi 46,23 persen. 

Disusul kelompok 5-9 tahun sebesar 31,05 persen dan anak 0-4 tahun sekitar 19 persen. Sisanya, tiga persen ada di rentang 14 tahun ke atas.

Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI,  Muhammad Faizi, mayoritas penderita diabetes anak adalah perempuan dengan 59,3 persen. Sedangkan lelaki sekitar 40,7 persen.

Dia menambahkan, pada 2023 angka penderita diabetes anak meningkat jadi 70 kali lipat dibandingkan 2010 silam. Jika pada 2010 angkanya sekitar 0,004 per 100 ribu orang, maka pada 2023 ada 2 anak per 100 ribu orang.

“Dan 0,004 per 100 ribu jiwa pada 2000,” kata Faizi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement