REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, isu penculikan anak yang belakangan ramai adalah hoaks. Ia pun mengimbau masyarakat, khususnya orang tua agar tetap tenang ketika mendapatkan kabar tentang penculikan anak. Eri menduga, orang yang membuat atau menyebar kabar penculikan anak tersebut ingin membuat kegaduhan di tengah masyarakat.
"Karena ada yang laporan di sekolah (penculikan anak) ini, tapi tak cek juga nggak ada. Berarti ada hoaks itu, berarti (ada orang) yang senangnya membuat ketidaktenangan atau gaduh," kata Eri, Jumat (3/2/2023).
Meski demikian, Eri meminta masyarakat, khususnya orang tua untuk tetap waspada. Eri menyatakan, selain sekolah, peran orang tua sangat penting dalam menjaga sang buah hati.
Ia mencontohkan ketika anak SD pulang sekolah, jangan dibiarkan pulang sendiri, tetapi harus dijemput. Selain itu, harus dipastikan orang yang menjemput adalah orang yang dapat dipercaya.
"Kalau (anak) pulang sekolah jangan dilepas begitu saja. Kalau orang tuanya bekerja, pasti ada orang yang dipercaya untuk menjemput, (misal) becak yang menjadi langganan, mungkin begitu, atau siapa itu. Ayo jaga bersama-sama," ujarnya.
Eri pun mengaku telah meminta Dinas Pendidikan Kota Surabaya agar ketika siswa belum dijemput orang tua, supaya dibiarkan dahulu di dalam kelas. Khususnya bagi para siswa yang masih berada di jenjang Sekolah Dasar.
"Kemarin sudah saya sampaikan ke Dispendik, bisa tidak kalau kelasnya cukup, waktunya pulang, biarkan di dalam kelas dulu. Nanti kalau sudah ada yang menjemput baru dipulangkan. Kelas berapa sampai kelas berapa, untuk yang kecil-kecil," kata Eri.