Selasa 10 Jan 2023 16:10 WIB

Mahfud MD Sebut Said Didu Bukan Musuh, Kecuali Soal Ini

Banyak warganet yang tidak memahami hubungan dua tokoh tersebut.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Mansyur Faqih
Menko Polhukam Mahfud MD sering berdebat dengan Sekretaris Kementerian BUMN 2005-2010, Said Didu di media sosial Twitter.
Foto: Prayogi/Republika
Menko Polhukam Mahfud MD sering berdebat dengan Sekretaris Kementerian BUMN 2005-2010, Said Didu di media sosial Twitter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam 2009-2024, Mahfud MD dan Sekretaris Kementerian BUMN 2005-2010, Said Didu, memang kerap berbalas kicauan di Twitter. Terbaru, saling balas membalas tweet diawali tantangan debat yang disampaikan Jumhur Hidayat.

Ketua Umum KSPSI itu menyampaikan tantangan debat kepada Mahfud MD dan Yusril Ihza Mahendra tentang Perppu Cipta Kerja yang baru saja dikeluarkan pemerintah. Lewat akun resminya @mohmahfudmd, Mahfud menolak atas tantangan debat tersebut.

"Saya tak berani, mohon maaf, saya menyerah. Saya kenal dia amat sangat pandai sekali. Kalah saya. Saya usulkan dia agar menantang debat Ali Mochtar Ngabalin. Biar seimbang. Tapi saya tak tahu Ngabalinnya mau atau tidak," kata Mahfud.

Rupanya, tweet Mahfud mendapat tanggapan dari Said Didu. Lewat akun resminya @msaid_didu, Said mengatakan kalau mention Mahfud mengonfirmasi sikap dari pemerintah yang merasa dialog tidak penting dan menyiapkan tukang debat kusir.

"Mention bapak ini mengonfirmasi bahwa 1. bagi pemerintah, dialog tidak penting lagi untuk mencari solusi. 2. bahwa pemerintah tidak lagi melihat kompetensi yang ditugaskan untuk berdebat. Ini khas gaya Old Trafford," ujar Said.

Postingan itu kembali dibalas oleh Mahfud yang menyatakan kalau Said kembali salah dalam mengartikan. Sebab, Mahfud menerangkan, ketidakinginannya menerima tantangan debat itu justru karena merasa lucu atas tantangan yang disampaikan.

"Salah lagi, salah melulu sahabatku yang centil Pak Said Didu ini. Belum baca tantangan Jumhur sudah berkomentar. Baca dulu dong bagaimana cara Jumhur nantang. Isinya congkak banget, dia bilang hanya perlu 10 menit debat untuk membuat KO Mahfud MD dan Yusril, maka saya jawab dengan gaya itu juga," kata Mahfud.

Sebenarnya, apa yang dilakukan kedua tokoh ini patut dicontoh. Sebab, walaupun sering memiliki pandangan yang jauh berbeda dan dikemukakan lewat media sosial, keduanya tetap menjaga tali pertemanan. Termasuk, soal klub sepak bola favorit.

Sayangnya, banyak warganet, terutama pengguna Twitter yang tampak tidak memahami atau tidak mau menerima kalau kedua tokoh tersebut memang berteman. Hal itu bisa terlihat jelas dari komentar-komentar yang mereka tinggalkan di tiap postingan.

Dibanding menikmati 'perdebatan' lucu mereka, tidak sedikit warganet yang malah seakan melakukan cuitan-cuitan provokatif, memanaskan suasana agar kedua tokoh saling bermusuhan. Ada yang mengecam Said Didu, ada pula yang mencela Mahfud MD.

Namun, cuitan-cuitan itu tampak tidak berhasil mempengaruhi keduanya. Lewat cuitan selanjutnya, Mahfud menegaskan dirinya dan Didu memang tidak bermusuhan. Apalagi, ia merasa, cuitan-cuitan yang mereka tulis sudah bernada lucu.

"Dari komentar-komentar yang ada banyak yang mengira saya dan Said Didu bermusuhan. Dipanas-panasi agar berantem, mereka tidak tahu bahwa kami sengaja saling main komentar kocak agar bisa merespon secara kocak pula," kata Mahfud.

Terlebih, ia menambahkan, sudah tahunan menggunakan Twitter dengan tangannya sendiri, dan selalu merespons cuitan orang lain sesuai tingkat yang direspons. Hal itu diamini Said Didu yang menegaskan permusuhan abadinya hanya di sepak bola.

"Lawan berdebat adalah teman berpikir. Kecuali prof sebagai fans MU, adalah musuh abadi. Itu saja," ujar Said Didu, yang kemudian dibenarkan Mahfud MD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement