REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo merespon cepat dan memberi perhatian khusus setelah viralnya akun TikTok @Hennyzegamakcuteola dengan videonya yang menceritakan kasus anak berusia 12 tahun yang tengah hamil tua di areal perkebunan sawit Sumatera Utara. Anak yang namanya disamarkan sebagai Bunga itu disebutnya sebagai korban pelecehan seksual.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, pada Kamis (5/1/2023) berbicara langsung melalui sambungan telepon dengan Henny Zega, orang tua asuh yang kini merawat anak perempuan korban pelecehan seksual itu.
Dalam pembicaraan itu, Henny dan korban didampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Binjai Afwan Lubis beserta Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kota Binjai.
Menurut Afwan, korban sudah diperiksakan kondisi fisik dan kehamilannya oleh dokter spesialis kandungan dan saat ini dalam pemantauan Puskesmas.
Menanggapi penyampaian Kadis PPKB Kota Binjai itu, Hasto meminta agar dilakukan pemeriksaan laboratorium, terutama kadar HB, secara rutin seminggu sekali. Hal ini untuk menjaga dari situasi emergency, yang mungkin saja terjadi karena kondisi ibu hamil yang masih kanak-kanak.
“Yang ada di depan mata saat ini adalah masalah klinis. Tidak boleh terlambat, untuk kehamilan yang usianya 34 pekan, harus diperiksa secara rutin minimal sepekan sekali. 40 pekan itu sudah masa HPL (hari perkiraaan lahir),” jelas Hasto.
Menurut Hasto, kondisi fisik korban yang masih kanak-kanak tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal. “Pinggul dan jalan lahirnya masih sangat sempit. Jauh lebih besar bayi daripada jalan lahirnya. Tidak bisa lahir normal dan sebaiknya caesar,” ujar Hasto.