REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate, menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan bahwa elektabilitas Anies Baswedan turun hampir empat persen pada Desember 2022. Alasannya, Anies dan partainya memang tak melakukan sosialisasi ke masyarakat pada bulan tersebut.
"Pada bulan Desember tidak melakukan apa-apa, karena kami melakukan review dan konsolidasi internal. Wajar dan sangat masuk akal kalau itu (elektabilitas Anies) turun," ujar Johnny dalam diskusi yang digelar Indikator Politik Indonesia, Rabu (4/1/2023).
Pada Desember, Partai Nasdem dan Anies fokus dalam mengulas hasil konsolidasi nasional pada Oktober hingga November 2022. Ia menyebut, itu merupakan bagian dari strategi pihaknya. "Pada saat yang bersamaan aktivitas-aktivitas offensive politik dilakukan lebih luas oleh capres-capres lain sehingga trennya naik. Sehingga sejalan dengan peningkatan kepuasan publik kepada kabinet, kepada Pak Joko Widodo," ujar Johnny.
Kendati demikian, ia juga berkaca pada hasil survei Indikator Politik Indonesia pada November 2022 yang menunjukkan bahwa elektabilitas Anies mencapai 32,2 persen. Hasil tersebut, dia menyebut, sebagai bagian dari strategi Partai Nasdem dalam menyosialisasikan mantan gubernur DKI Jakarta itu.
"Kami melakukan test case politik, tes basis politik pilpres. Tes basis politik pilpres itu kami lakukan Oktober-November, yang kami lakukan tes basis ini memberikan impact langsung hasil surveinya Mas Burhan tadi, yaitu peningkatan elektabilitasnya capres yang kami usung," ujar Johnny.
Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait elektabilitas bakal calon presiden yang disebut berpotensi berkontestasi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Salah satunya adalah elektabilitas bakal calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan, yang mengalami penurunan.
Pada November 2022, elektabilitas mantan gubernur DKI Jakarta itu berada di angka 32,2 persen. Namun, pada Desember menjadi 28,3 persen, turun sekira 3,9 persen.
Berbeda dengan Anies, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru mengalami peningkatan dari 33,9 persen menjadi 35,8 persen. Hal senada juga terjadi kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dari 23,9 persen menjadi 26,7 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi melihat adanya pola yang berkaitan antara kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan elektabilitas ketiganya. Khusus untuk Anies, elektabilitasnya akan menurun ketika tren kepuasan Jokowi meningkat.
"Ketika approval Presiden naik di bulan Desember, itu yang meningkat elektabilitasnya yang meningkat itu Ganjar dan Prabowo, yang turun elektabilitasnya Anies, tapi ketika elektabilitas meningkat itu terjadi ketika approval Presiden turun," ujar Burhanuddin.
Tren kepuasan publik terhadap Jokowi sendiri mengalami kenaikan dari November ke Desember 2022. Pada November trennya berada di angka 66,2 persen, lalu meningkat menjadi 71,3 persen pada Desember.