REPUBLIKA.CO.ID, oleh Zainur Mashir Ramadhan
Belakangan ini ramai di media sosial menyusul peristiwa terperosoknya truk mixer di salah satu sumur resapan yang ada di Jakarta Pusat. Diviralkan oleh komposer Addie MS melalui akun Twitter-nya, peristiwa itu terjadi di Jalan Batu Ceper pada akhir tahun lalu, Sabtu (31/12/2022).
Berdasarkan pantauan, di lokasi tersebut memang terdapat banyak sumur resapan. Meski tertutup dengan beton, sumur resapan yang ada tampak tidak rata dengan jalan. Secara umum, di sepanjang jalanan tersebut, terdapat puluhan sumur resapan yang lokasinya berdekatan, maupun berjauhan.
Menurut Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal, kerusakan atau amblesnya sumur resapan di DKI, khususnya yang terjadi di belakang Istana Negara, Jalan Batu Ceper Raya, Gambir, sedang diperbaiki. Alasan jalan yang rusak atau tidak efektif, menurutnya karena ada pelaksanaan long storage pompa.
“Ada relokasi utilitas. Nanti kita rapikan,” kata Yusmada.
Terlepas dari viralnya perisitiwa amblesnya sumur resapan, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, efektivitas program sumur resapan era gubernur Anies Baswedan bisa terlihat saat ini. Menurut Hari, sumur resapan sejauh ini sangat berguna untuk mengatasi permasalahan banjir.
“Lihat sekarang contohnya di D.I Pandjaitan, dulu kalau banjir satu meter loh, sekarang mana? Nggak ada kan? Alhamdulillah,” kata Hari kepada awak media, Rabu (4/1/2022).
Hari berharap, dengan dimasifkannya program sumur resapan selama beberapa tahun ke belakang, bisa mengatasi dan meniadakan bencana banjir di DKI. Terlebih, saat air yang ada dan terkumpul di sekitaran gedung-gedung di DKI selama musim hujan saat ini, tidak dibuang ke kali atau sungai seperti sebelum-sebelumnya.
“Setelah saya cek beberapa gedung itu tidak ada sumur resapan maka saya sampaikan dia harus buat sumur resapan,” katanya.
Mengingat Pemprov DKI yang saat ini tidak mengalokasikan dana untuk sumur resapan, gedung-gedung terkait ia sebut bisa mengalokasikan dana pribadi. Namun demikian, berbeda dengan warga yang bisa disiapkan dana oleh Dinas SDA.
Adapun, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berseloroh saat ditanya soal kelanjutan proyek sumur resapan yang dibanggakan Anies Baswedan dalam penanganan banjir. Menjawab kelanjutan sumur resapan yang telah dihentikan DPRD DKI tahun lalu, Heru malah menjawab tidak menggunakan sumur.
“Saya di rumah udah nggak pake sumur. Pake pompa,” kata Heru singkat di Jakarta, Rabu.
Padahal sebelumnya, saat awal dilantik sebagai Pj Gubernur DKI oleh Presiden Jokowi pertengahan Oktober 2022 lalu, Heru mengatakan, akan melanjutkan program sumur resapan. Ia menilai, sumur resapan sudah tepat dilakukan di beberapa tempat tertentu seperti di Jakarta Selatan.
Menurutnya, semua program gubernur untuk mengatasi masalah banjir sudah cukup baik. Hanya saja perlu dicek kembali penempatannya.
“Program sumur resapan itu tidak buruk juga ya, jadi sures (sumur resapan) itu di beberapa tempat tertentu seperti Jakarta Selatan yang memang dia cekung, kan kalau sungainya di atas dia di bawah kita harus bikin sumur resapan, itu nanti kita lihat,” kata Heru saat itu.
Pemprov DKI era kepemimpinan Anies Baswedan pernah menargetkan untuk membangun 1,1 juta sumur resapan hingga 2022 yang bisa menampung dan menyerapkan air sebanyak 11,5 juta meter kubik ke dalam tanah. Namun demikian, hingga 2021, DKI baru membangun setidaknya 16 ribu sumur resapan.
DPRD DKI Jakarta menghapus anggaran sumur resapan pada APBD 2022 sebesar Rp 120 miliar. Padahal sebelumnya, usulan pembangunan sumur resapan pada 2022 awalnya diajukan Rp 322 miliar, dan akhirnya dipangkas hanya menjadi Rp 120 miliar, sebelum akhirnya ditiadakan. Setahun sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp 441 miliar dari APBD DKI Jakarta 2021 untuk proyek sumur resapan.
In Picture: 100 Sumur Resapan Dibangun di Kawasan Monas