Selasa 03 Jan 2023 05:48 WIB

Anies Singgung Tahapan Pelemahan Demokrasi: Pertama, Kuasai Wasitnya

Anies mengaku baru saja menonton film dokumenter berjudul The Edge of Democracy.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan.
Foto: @aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres) dari Partai Nasdem, Anies Baswedan mengaku baru saja menonton film dokumenter berjudul The Edge of Democracy. Film tersebut dibuat oleh Petra Costa, yang bercerita tentang erosi demokrasi dan perjalanan politik Lula da Silva sebagai Presiden Brazil.

Dalam keterangan yang diunggah di akun Instagram yang sudah terverifikasi, Anies menceritakan isi film yang menjelaskan kejatuhan Lula dan erosi demokrasi di Brazil membuka jalan bagi Jair Bolsonaro. Menurutnya, menonton dokumenter tersebut mengingatkannya pada buku How Democracies Die, bahwa ada tiga tahap untuk melemahkan demokrasi secara perlahan dan tak disadari.

Baca Juga

"Pertama, kuasai wasitnya. Ganti para pemegang kekuasaan di lembaga negara netral dengan pendukung status quo," tulis Anies dalam akun Instagram pribadinya, Senin (2/1/2023).

Kedua adalah singkirkan pemain lawan. Jelasnya, menyingkirkan lawan politik bisa dengan cara kriminalisasi, suap, atau skandal. Terakhir adalah ganti aturan mainnya dengan ubah peraturan negara untuk melegalkan penambahan dan pelanggengan kekuasaan.

"Pelemahan demokrasi secara perlahan seperti itu dapat sebabkan shifting baseline syndrome, yaitu perubahan secara bertahap dan perlahan hingga publik menjadi terbiasa dengan kondisi barunya yang sebenarnya buruk," ujar Anies.

Tulisnya, kondisi itu penuh dengan praktik tidak normal dan tidak boleh dinormalkan dalam demokrasi. Namun karena perburukannya berlangsung perlahan, maka tanpa disadar dianggap kewajaran baru.

"Dari dokumenter ini dunia belajar bahwa demokrasi tidak boleh taken for granted, tapi harus terus dirawat. Penyimpangan walau hanya kecil namun kontinyu terhadap etika dan praktik demokrasi akan menjadi lebar bila dibiarkan," ujar Anies.

"Pesan pentingnya, bila terlambat maka akan menjadi terlalu berat untuk dikembalikan pada relnya," sambungnya.

Lanjutnya, Lula da Silva sendiri telah dilantik menjadi presiden setelah mengalahkan Jair Bolsonaro dalam pemilihan umum (Pemilu) Brazil pada tahun lalu. Lula disebut berjanji menghadirkan kembali program sosial dan hentikan deforestasi.

Baca juga : 'Ide Kembali ke Sistem Proporsional Tertutup Pemilu Wujud Kegagalan Parpol'

"Komitmen yang tentu harus dibuktikan dan harus dikawal oleh rakyatnya. Salut untuk Petra Costa yang mengangkat tema penting ini," ujar Anies.

 

photo
Ilustrasi Jokowi dan Pemilu - (republika/mardiah)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement