Senin 02 Jan 2023 22:10 WIB

Nasdem: Cawapres Anies Bukan Ban Serep

Nasdem ingin cawapres Anies dipilih lewat kalkulasi detail.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Bakal calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan. Hingga kini, belum ditentukan siapa yang akan menjadi bakal cawapres Anies untuk Pilpres 2024. (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bakal calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan. Hingga kini, belum ditentukan siapa yang akan menjadi bakal cawapres Anies untuk Pilpres 2024. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mengatakan, calon wakil presiden adalah bagian dari variabel kemenangan dalam pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Pasalnya jika terpilih, wakil presiden ditegaskannya tak hanya menjadi pendamping atau ban serep dari presiden nantinya.

"Kita tentu harus belajar dari sejarah, wapres bukan penggunting pita, bukan ban serep. Kita ingin menciptakan dwi tunggal, karena itu maka kemudian dalam menentukan siapa yang akan mendampingi capres Mas Anies harus benar-benar kalkulasinya secara detail," ujar Willy di ruangannya, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/1/2022).

Baca Juga

Partai Nasdem sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Adapun pihaknya menyerahkan keputusan soal calon wakil presiden kepada mantan gubernur DKI Jakarta.

"Karena biar cawapres menjadi elemen surprise, kita tentu harus melihat variabel siapa yang akan menjadi lawan tanding sehingga kita tidak, prinsip play to win itu terpenuhi. Kan dalam salah satu kriteria yang kita sepakati itu adalah cawapres memiliki variabel pemenangan," ujar Willy.

Kendati demikian, pendeklarasian koalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebutnya belum dapat terealisasi. Sebab, ketiganya disebut masih membicarakan dan mematangkan portofolio.

"Kontribusi terhadap pemenangan dan terakhir tentu timing deklarasi bersama. Deklarasi bersama nanti dijembatani masing-masing partai dulu yang deklarasi, artinya tidak ada beda, masing-masing partai deklarasi duluan itu yang penting mencukupi tiket," ujar Willy.

"Untuk deklarasi bersamannya nanti kita lihat kapan waktu yang lebih pas jadi hal-hal itu yang menjadi dinamika dan itu hal yang sangat wajar dalam proses penentuan. Yang penting kita bersepakat dulu pada proses siapa yang akan menjadi capres," sambungnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan, partai ini tetap menjalin dan mempertahankan koalisi perubahan dengan Partai Nasdem dan PKS pada Pemilu 2024. "Saya ingin menyampaikan bahwa kami ingin meyakinkan bahwa poros atau koalisi perubahan tetap terus dilakukan dengan NasDem dan PKS sehingga bisa menambah semangat bagi masyarakat yang ingin merasakan perubahan," katanya di Kupang, Rabu (7/12/2022).

Ia menyampaikan itu usai melantik Ketua DPC dari 22 kabupaten/kota yang dilakukan di GOR Oepoi Kupang dan disaksikan sejumlah pendukung AHY. AHY enggan berkomentar lebih jauh soal posisi dirinya pada Pemilu 2024 apakah menjadi capres atau cawapres jika Anies Baswedan resmi jadi capres.

Menurut dia, saat ini masih terus dibicarakan secara intensif baik dengan Nasdem dan PKS. Namun yang dia tekankan bahwa koalisi perubahan itu tidak hanya hadir untuk mengikuti Pemilu 2024 tetapi ingin memenangkan Pemilihan Presiden 2024.

"Kami berterima kasih kepada sejumlah partai yang telah memberikan tawaran-tawaran dan kami selalu menjalin hubungan yang baik tersebut. Tetapi kami (AHY dan Anies, Red), selama ini selalu berkomunikasi dengan baik untuk mewujudkan suatu perubahan," ujar dia.

 

photo
Anies Siap Menjadi Calon Presiden 2024 - (infografis republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement