REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtias menegaskan, sebelum ada persoalan sampah pihaknya sudah melakukan antisipasi pada acara peresmian. Di antaranya dengan menyediakan tempat sampah di setiap titik.
Namun, kata Prima, pengunjung begitu banyak dan kemungkinan mereka kurang memperhatikan keberadaan tempat sampah tersebut. "Sudah kita sediakan tempat sampah, namun, ya, itu kembali terhadap kesadaran masyarakat, ya," ujar Prima Mayaningtias di Kota Bandung, Senin (2/1/2023).
Prima mengatakan, total sampah yang dibersihkan dari areal Masjid Al Jabbar sebanyak 1,9 ton. Yakni, terdiri dari berbagai jenis, dan yang terbanyak adalah plastik, dan yang berhasil dipilah untuk diolah lebih dari 200 kilogram.
"Gerakan pemilahan sampah ini sebagai tanggung jawab kita bersama, di manapun," kata Prima.
Menurutnya, DLH Jabar bekerja sama dengan Forum Bank Sampah Jawa Barat, DLH Kota Bandung, Bank Sampah Induk Kota Bandung, Yayasan Go Green Kota Cimahi, Green Generation serta UIN Sunan Gunung Djati Bandung melakukan pengelolaan sampah pada acara Peresmian Masjid Raya Al Jabbar.
"Pengelolaan sampah dimulai dari menempatkan tempat sampah terpilah di 30 titik di sekeliling Masjid Al Jabbar, pengangkutan sampah ke tempat penampungan, penyisiran serta pemilahan sampah," kata Prima.
Prima mengatakan, pada acara peresmian Mesjid Al Jabbar dilakukan juga edukasi lingkungan terkait sampah kepada para undangan, UMKM serta masyarakat yang menyaksikan peresmian masjid.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung juga turut menbantu kebersihan Masjid Al Jabbar.
Kepala DLHK Kota Bandung Dudy Prayudi menerjunkan tim untuk membersihkan sampah di areal Al Jabbar. "Meskipun pengelolaaan Al Jabbar kewenangan Pemprov Jabar, tetapi karena ini masalah bersama dan berada di wilayah Kota Bandung, kita terjunkan juga tim dari kita," katanya.