Selasa 27 Dec 2022 10:47 WIB

BNPB Ingatkan Pemda dari Banten Hingga Sulsel Waspada Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Christiyaningsih
Mendung menyelimuti kawasan Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta, Sabtu (15/10/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika merilis cuaca ekstrem akan terus berlanjut hingga sepekan ke depan dan diprediksi akan terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Mendung menyelimuti kawasan Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta, Sabtu (15/10/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika merilis cuaca ekstrem akan terus berlanjut hingga sepekan ke depan dan diprediksi akan terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan pemerintah daerah di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, hingga Sulawesi Selatan mengantisipasi anomali cuaca di wilayahnya. Ini karena BMKG memprakirakan hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah tersebut.

"Sehingga ini di wilayah-wilayah yang dalam tanda kutip langganan banjir, nanti kita lihat di evaluasi bencana satu tahun kita sudah meranking itu provinsi-provinsi dan kabupaten kota yang rawan banjir rawan longsor. Ini benar harus ekstra hati-hati," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing yang disiarkan daring, Senin (26/12/2022).

Baca Juga

Dia meminta perlu ada kesiapsiagaan masyarakat pemerintah daerah, aparat TNI Polri, dan BPBD setempat. "Tidak terkecuali meskipun hujan sedang hingga lebat di Aceh, Lampung, Sumatra Selatan, DKI, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Aceh masih ada daerah yang belum kering sehingga dikhawatirkan kemudian daerah-daerah yang baru saja terkena banjir juga kembali basah," tambahnya.

Muhari mengingatkan, untuk daerah yang saat ini terdapat bencana banjir juga perlu mengantisipasi lebih lanjut. BMKG merilis prakiraan terkait potensi cuaca ekstrem di beberapa provinsi antara lain wilayah Sumatra bagian tengah ke utara yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Selatan, wilayah di Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, serta Nusa Tenggara.

"Kita lihat ada beberapa kejadian banjir yang masih belum surut. Sekarang sudah tanggal 26 Desember, ada kejadian dari tanggal 20 yang belum surut di Aceh Timur kemudian di Aceh Utara dan juga beberapa tempat di Jawa rata-rata sudah surut," kata Muhari.

Di Sulawesi Selatan terdapat daerah yang terkepung banjir, longsor, dan cuaca ekstrem. Diketahui banjir belum surut di Wajo dan Maros serta menyebabkan dua jiwa meninggal dunia.

"Ini menjadi perhatian kita karena sebagaimana disampaikan oleh BMKG bahwa melewati Natal sampai nanti Tahun Baru kita harus ekstra hati-hati karena potensi cuaca ekstrem masih ada," ujarnya.

Sebelumnya, BMKG juga mencatat 49 kejadian bencana selama sepekan dari 19-25 Desember 2022. Muhari mengatakan 49 kejadian tersebut didominasi cuaca ekstrem dan banjir yang kemudian mengakibatkan tanah longsor, gelombang pasang, dan abrasi.

"Kita lihat ada 49 kali kejadian bencana, banjir di antaranya 25 kali, cuaca ekstrem 33 kali. Cuaca ekstrem ini seperti puting beliung, angin kencang disertai hujan deras yang ternyata juga bisa berdampak cukup signifikan dan juga membawa tanah longsor dan gelombang pasang serta abrasi," kata Muhari.

Muhari menjelaskan bencana sepekan ini membuat banyak masyarakat mengungsi dan delapan di antaranya meninggal dunia. "Ini adalah grafik korban, mengungsi cukup banyak, sedangkan yang meninggal cukup signifikan di minggu ini, ada delapan orang meninggal dunia dari kejadian di 16 provinsi dan 14 kabupaten/kota," kata Muhari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement