Selasa 20 Dec 2022 07:39 WIB

Apa Itu Digital Transformation Management?

Bicara mengenai transformasi digital, pastilah terdapat upaya terkait 7 kata kunci

Program Studi (prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan seminar bertajuk ‘Digital Transformation Management’ yang berlangsung di gedung Rektorat Universitas BSI, Kramat 98, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2022).
Foto: istimewa
Program Studi (prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan seminar bertajuk ‘Digital Transformation Management’ yang berlangsung di gedung Rektorat Universitas BSI, Kramat 98, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Program Studi (prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan seminar bertajuk ‘Digital Transformation Management’ yang berlangsung di gedung Rektorat Universitas BSI, Kramat 98, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2022).

Seminar yang diikuti oleh ratusan mahasiswa/i semester 3 Prodi Manajemen Universitas BSI dipandu oleh Dhuha Safria dan menghadirkan Chanissa Purwaningrum selaku perwakilan dari Prodi Manajemen Universitas BSI serta Jessica Kencana selaku Project Manager & Analyst Kawan Lama Group.

Baca Juga

Jessica dalam materinya mengatakan, ketika berbicara mengenai transformasi digital, pastilah terdapat upaya terkait 7 kata kunci berikut, yaitu change, improvement, progress, forward, advancement, growth, achievement. Karena Digital Transformation Management yang terjadi adalah tentang membuat apa yang kita lakukan hari ini menjadi lebih baik.

“Banyak kemudahan yang ditawarkan oleh transformasi digital, seperti mengurangi biaya dan pengeluaran, meningkatkan keterlibatan karyawan, dan menghasilkan produktivitas yang optimal, karena tujuan utamanya adalah membuat karyawan dan pelanggan senang. Kenapa? Karena karyawan adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan, dan pelanggan adalah sumber pendapatan perusahaan,” jelasnya dalam rilis yang diterima, Selasa (20/12/2022).

Ia juga menjelaskan perubahan komprehensif dalam strategi, model bisnis, organisasi, karyawan, budaya dan proses harus dilakukan dengan hal-hal yang berbeda dan lebih baik tentunya.

“Hal ini dapat mencapai peningkatan eksponensial dalam kinerja dan membuka peluang masa depan yang menguntungkan. Transformasi bukanlah tentang pengobatan jangka pendek, tetapi penyembuhan jangka panjang,” katanya.

Menurutnya, kenapa transformasi digital harus sekarang? Karena adanya disrupsi. Disrupsi adalah cara baru untuk melakukan sesuatu yang ada untuk sesuatu yang jauh lebih baik, dan disrupsi adalah tantangan 24/7.

“Sehingga kita harus selalu bersiap untuk perubahan menghilangkan atau menyederhanakan beberapa bagian rantai nilai pelanggan menggunakan alat, yang pada kenyataannya sering kali berupa teknologi. Jadi disrupsi merupakan peluang,” tegasnya.

Ia pun mencontohkan beberapa disrupsi digital yang tengah berlangsung, seperti bergesernya pola masyarakat dalam mencari hiburan.

“Dulu masyarakat menonton film menggunakan CD, namun sekarang sudah menggunakan aplikasi, untuk mendengarkan musik juga sekarang sudah ada aplikasinya dan lain-lain. Jadi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Network, data warehouse, machine learning, internet, IOT, smartwaches, smartphones merupakan contoh dari digital ecosystem,” tuturnya.

Menurut Jessica pandemic covid-19 turut andil dalam mendorong transformasi digital yang terjadi. Masyarakat menjadi terbiasa dengan kondisi new normal, seperti online meeting (wfh), online shopping, teleconsultation, online medication, online school. Perilaku dan harapan pelanggan berubah dan memunculkan pemikiran baru dengan acuan teknologi.

“Jadilah adaptif, tidak apa-apa untuk berubah arah, belajarlah dari proses yang kita lakukan. Kemudian jadilah responsif karena tidak ada yang pasti, beradaptasilah dengan kondisi saat proses berlangsung,” pesannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement