REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencarian korban terus diupayakan oleh tim gabungan yang terlibat penanganan bencana gempa Cianjur M5.6, sejak terjadi gempa, Senin (21/11/2022) lalu. Kepala BNPB Suharyanto menegaskan tim gabungan tanpa kenal lelah terus melakukan pencarian meski terkendala hujan.
"Pencarian dan evakuasi dilaksanakan secara terus menerus, meski hujan tim tanpa kenal lelah terus melakukan pencarian," tegas Suharyanto di Posko Darurat, Kantor Bupati Cianjur yang diikuti secara daring, Rabu (23/11/2022).
Pendataan sementara, korban luka tercatat 2.043 orang dan mengungsi 61.908 orang, sedangkan kerugian materiel sebanyak 56.320 rumah alami kerusakan dengan rincian rusak berat 22.241 unit rumah, rusak sedang 11.641 unit rumah dan rusak ringan 22.090 unit rumah.
Fasilitas umum lainnya juga turut terdampak, antara lain 31 unit sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan tiga belas gedung perkantoran. "Rumah ini didata mulai RT, RW, kepala desa, Babinsa, Babinkamtibmas sampai kepala OPD (Operasi Perangkat Daerah), kepala OPD telah diperintahkan oleh Bupati untuk ikut melakukan pendataan, di samping itu adanya bantuan dari perguruan tinggi, tim PUPR juga telah turun melakukan pendataan," tutur Suharyanto.
Warga meninggal dunia pascagempa bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat masih terus bertambah. Data per Rabu (23/11/2022) pukul 17.00 Wib dilaporkan 271 orang meninggal dunia. Tercatat dari 271 korban jiwa, 37 persennya merupakan anak-anak.