Senin 21 Nov 2022 12:58 WIB

PD Pasar Jaya Tambah Fasilitas Futsal di Pasar Mampang Prapatan

Pasar Mampang sepi akibat pandemi Covid-19 dan beroperasinya underpass.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Salah satu lantai yang sudah kosong ditinggalkan pedagang di Pasar Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2022).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Salah satu lantai yang sudah kosong ditinggalkan pedagang di Pasar Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya menambah fasilitas, berupa lapangan futsal di Pasar Mampang Prapatan guna meramaikan suasana di pasar yang mulai jarang ditemui penjual dan pembeli itu. "Kami sudah mengajukan menambah fasilitas seperti futsal dan binaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," kata Kepala Pasar Mampang Prapatan, Robby Wahyudi di Jakarta, Senin (21/11/2022).

Rencananya, pihaknya mengajak kerja sama pihak ketiga untuk menambah dana membangun fasilitas futsal tersebut. Robby juga akan mencari pedagang baru untuk mengisi kios-kios yang telah kosong ditinggalkan oleh penjual sebelumnya.

Saat ini, pihaknya masih meninjau kembali harga sewa kios sesuai keluasan dan jenis barang yang dijual mengikuti aturan dari PD Pasar Jaya. "Kami terus mengupayakan agar 150 penjual yang ada di pasar kami tetap bisa berdagang untuk memulihkan ekonomi setelah pandemi," kata Robby.

Selain itu, menurut Robby, ada sejumlah alasan lain yang menyebabkan Pasar Mampang sepi kunjungan pembeli. "Sejak ada underpass akses agak sulit karena muter dulu ke lampu merah. Pemukiman warga mulai berkurang karena kena gusuran dan sekarang sudah ada pasar di wilayah lainnya," ujarnya.

Kendati demikian, Robby tetap berupaya mencari terobosan baru agar Pasar Mampang tetap ramai dikunjungi pembeli. Salah satunya dengan cara menjaga kebersihan, kenyamanan dan harga barang yang terjangkau.

Seorang pedagang yang masih bertahan, Suwito mengatakan, sepinya Pasar Mampang lantaran dampak dari pandemi Covid-19. "Banyak penjual meninggalkan lokasi karena dampak pandemi dan ada juga yang bangkrut," tutur pria yang sudah berjualan hampir 30 tahun di pasar tersebut.

Suwito mengaku, saat ini untuk mendapatkan penghasilan saja susah lantaran harus menghemat biaya modal penjualannya. Ke depannya, Suwito berharap bisa terus berjualan di lokasi itu dan Pasar Mampang bisa terus hidup. "Pendapatan bisa sampai Rp 100 ribu aja susah. Sehari pernah 5.000 ada yang beli satu badge sekolah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement