Ahad 20 Nov 2022 14:43 WIB

Minimalisasi Perpecahan dan Ujaran Kebencian, BPIP Gaungkan Pancasila Melalui Medsos

Implementasi nilai Pancasila perlu diperkuat demi mengurangi banyaknya konten negatif

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso mengatakan implementasi nilai-nilai Pancasila perlu kembali diperkuat untuk mengurangi banyaknya konten negatif yang beredar di berbagai platform media sosial. (ilustrasi).
Foto: istimewa
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso mengatakan implementasi nilai-nilai Pancasila perlu kembali diperkuat untuk mengurangi banyaknya konten negatif yang beredar di berbagai platform media sosial. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berupaya untuk menggaungkan nilai-nilai Pancasila di era teknologi saat ini melalui media sosial. Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso mengatakan implementasi nilai-nilai Pancasila perlu kembali diperkuat untuk mengurangi banyaknya konten negatif yang beredar di berbagai platform media sosial.

“Media sosial itu ada positif dan negatif. Bagaimana nilai-nilai Pancasila itu memaksimalkan (konten) yang positif dan mereduksi (konten) yang negatif melalui media sosial,” kata Prakoso dalam sambutannya di acara ‘Grand Design Kolaborasi Penguatan Nilai-Nilai Pancasila melalui Media Sosial’ di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (18/11/2022) lalu.

Baca Juga

Prakoso menjelaskan, banyaknya informasi yang beredar melalui media sosial bisa menyebabkan adanya polarisasi masyarakat. Kondisi inipun perlu diwaspadai bersama karena bisa berdampak pada perpecahan.

“Itu kenyataan yang perlu kita waspadai. Bagaimana Pancasila bisa mengantisipasi tadi. Apa yang harus kita lakukan bersama karena memang terpolarisasi,” ujar dia.

BPIP, kata dia, berupaya untuk mengarahkan generasi muda agar kembali memiliki nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi negara.

Sementara itu, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP, M Akbar Hadiprabowo menyampaikan, BPIP ingin menggerakkan masyarakat untuk menyebarkan konten-konten mulia di media sosial. Dengan adanya gerakan menyebarkan konten mulia ini diharapkan bisa mengurangi perpecahan masyarakat, penyebaran konten-konten hoaks, dan lainnya.

“Apalagi sekarang ini kan menuju Pemilu 2024, kami khawatir nanti akan terjadi friksi di media sosial, bagaimana pemilu sebelumnya ada istilah ‘kampret’, ‘cebong’, dan lainnya,” ujar dia.

Akbar menyampaikan, pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang biasa. Media sosial sebagai platform yang banyak digunakan oleh masyarakat di era teknologi saat ini, menjadi salah satu media yang efektif untuk mengganungkan kembali nilai-nilai Pancasila.

“Barangkali ada perubahan dengan gerakan masyarakat menggerakkan konten mulia sebagai salah satu solusi meminimalisir terjadinya hoaks dan konten pemecah kesatuan bangsa,” jelas dia.

Akbar khawatir, jika BPIP tidak turut mengambil bagian dari penggunaan media sosial, maka generasi masa depan akan lebih condong pada ujaran kebencian. Karena itu, BPIP juga siap berkolaborasi dan menggandeng berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk menghasilkan konten-konten yang lebih positif sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement