REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Jawa Barat bersama Tim Peneliti Historic Urban Landscape Belanda menggelar Pelatihan Quick Scan Historic Urban Landscape atau Lanskap Kota Bersejarah pada 21-25 November 2022. Acara ini menghadirkan para narasumber kelas dunia dari Belanda.
"Saya mengharapkan agar pelatihan Pemindaian Cepat HUL ini dapat terlaksana dengan baik serta melahirkan gagasan-gagasan segar yang dapat diartikulasi secara konkrit dalam implementasi pembangunan berkelanjutan di Depok serta kota-kota lain di Indonesia," kata Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono di Depok, Ahad (20/11/2022).
Depok yang menjadi tuan rumah Pelatihan Quick Scan HUL akan menghadirkan para narasumber kelas dunia seperti Peter Timmer dan Jacqueline Rosbergen (Kementerian Pendidikan, Budaya dan Sains Belanda). Selain itu juga ada Hesti Tarekat Dipoyono (Diaspora Indonesia di Belanda) serta Kemas Ridwan Kurniawan dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bersama para mitra dari Yayasan Cornelis Chastelein (YLCC), Universitas Trisakti, IPB University dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).
Dalam rangkaian pelatihan ini juga kembali menghadirkan Duta Besar Belanda di Indonesia HE Lambert Grijns yang akan bergabung pada 24 November 2022 sekaligus ikut berkeliling kawasan Depok Lama dan Rumah Cimanggis di bilangan kampus UIII. Pemkot Depok telah melahirkan semangat dan optimisme yang membara dalam kerja-kerja cerdas pembangunan Kota Depok yang maju serta berkelanjutan (Maju-Berbudaya-Sejahtera).
Imam mengatakan dalam upaya tersebut Depok ambil bagian dalam jaringan kota pusaka guna mendukung kesadaran dan upaya untuk memobilisasi pusaka, baik bendawi maupun tak bendawi, sebagai aset pembangunan. Untuk itu, katanya, Pemerintah Kota Depok telah membentuk tim ahli yang disertifikasi secara resmi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, dalam bentuk Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).
Depok dengan segala dinamikanya termasuk menjadi kota yang mengalami berbagai perubahan lanskap. Yang pada tingkat tertentu terpengaruh oleh faktor sosial budaya, politik,dan ekonomi, hingga membentuk lanskap sejarah di kota-kota yang menanamkan nilai-nilai warisan, sebagai atribut yang menjadi ciri dan pembeda kota satu dengan kota lainnya hingga Konferensi Umum UNESCO pun mengadopsi rekomendasi tentang Lanskap Kota Bersejarah (Historic Urban Landscape atau HUL).
Pendekatan lanskap kota bersejarah (HUL) bertujuan untuk melestarikan kualitas lingkungan manusia dan meningkatkan penggunaan ruang kota yang produktif dan berkelanjutan, sambil mengenali karakter dinamis dan mempromosikan keragaman sosial dan fungsionalnya. Pendekatan ini mengintegrasikan tujuan pelestarian pusaka kota dan tujuan pembangunan sosial dan ekonomi. Intinya terdapat pada hubungan yang seimbang dan berkelanjutan antara lingkungan kota dan alami, antara kebutuhan generasi sekarang dan mendatang, dan warisan dari masa lalu.