Senin 14 Nov 2022 02:10 WIB

Presiden Jokowi Resmi Luncurkan Dana Pandemi Jelang KTT G20

Jokowi meluncurkan secara resmi Dana Pandemi atau Pandemic Fund

Delegasi tiba untuk menghadiri Peluncuran Dana Pandemi pada Pertemuan Menteri Kesehatan dan Keuangan Bersama G20 ke-2 menjelang KTT para pemimpin G20, di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Ahad, 13 November 2022.
Foto: AP/Dita Alangkara
Delegasi tiba untuk menghadiri Peluncuran Dana Pandemi pada Pertemuan Menteri Kesehatan dan Keuangan Bersama G20 ke-2 menjelang KTT para pemimpin G20, di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Ahad, 13 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di Nusa Dua, Bali, Ahad (13/11/2022) meluncurkan secara resmi Dana Pandemi (Pandemic Fund) yang berhasil dibentuk oleh menteri keuangan dan menteri kesehatan G20 di bawah presidensi/kepemimpinan Indonesia tahun ini.

Presiden Jokowi, yang hadir secara virtual, menyampaikan Dana Pandemi menjadi upaya dunia memperkuat arsitektur kesehatan global terutama melalui mekanisme pembiayaan yang kuat dan dapat diandalkan, sehingga dunia dapat lebih baik mencegah dan menanggulangi pandemi di masa mendatang.

"Saya menyampaikan terima kasih atas kontribusi (negara-negara) untuk Dana Pandemi, dan dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim saya luncurkan Dana Pandemi hari ini?" kata Presiden Jokowi pada acara peluncuran, di Nusa Dua, Bali, Minggu, atau 2 hari menjelang KTT G20 pada 15-16 November 2022.

Baca juga : Anies Merasa Terhormat Diundang Jadi Pembicara di G20

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyambut baik langkah sejumlah negara anggota G20 dan negara nonanggota G20 serta lembaga filantropi yang telah menyampaikan komitmennya berkontribusi di Dana Pandemi.

Sejauh ini, Dana Pandemi telah mengumpulkan kurang lebih 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp21,7 triliun dari 15 negara dan tiga lembaga filantropi. Jumlah itu kemungkinan terus bertambah mengingat Australia, Prancis, dan Arab Saudi juga menyampaikan komitmennya untuk berkontribusi di Dana Pandemi.

Namun, Presiden Jokowi menyampaikan komitmen dana yang dihimpun saat ini belum cukup, mengingat hasil studi Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan dunia membutuhkan kurang lebih 31,1 miliar dolar AS tiap tahunnya agar dapat lebih baik mencegah dan merespons ancaman pandemi di masa depan.

?Saya menyampaikan terima kasih kepada para donor dari negara-negara anggota G20 dan non-G20, serta dari lembaga filantropi yang telah memberikan kontribusi. Namun, dana yang terkumpul masih belum mencukupi. Saya mengharapkan dukungan yang lebih besar lagi untuk Dana Pandemi ini,? kata Presiden RI.

Baca juga : Viral Pengusaha Emas Siap Beli Lima Esemka SUV, tapi Barang tak Ada

Presiden RI juga mengajak seluruh pihak untuk mendukung beberapa inisiatif seperti pembentukan platform koordinasi penanggulangan darurat kesehatan dalam bentuk dana ekonomi internasional untuk mendukung pemantauan patogen, pengembangan jaringan digital secara global, sertifikasi vaksin untuk memfasilitasi perjalanan internasional, dan pembentukan pusat penelitian dan manufaktur yang lebih adil dan merata.

Usulan membentuk Pandemic Fund telah digagas sejak masa Presidensi G20 Italia pada 2021, tetapi baru berhasil disepakati dan rampung di bawah kepemimpinan/presidensi Indonesia.

Di bawah kepemimpinan Indonesia, negara-negara anggota G20 tidak hanya menyepakati pembentukan Pandemic Fund, tetapi juga lembaga pengelolanya (governing board) yang saat ini dipimpin oleh Menteri Keuangan RI Periode 2013-2014 Chatib Basri dan Menteri Kesehatan Rwanda Daniel MNgamije.

Baca juga : Rusia Ingatkan G20 Agar Lebih Fokus Sosial Ekonomi, Bukan Isu Keamanan

Pandemic Fund Governing Board bertugas menyusun berbagai panduan dan rujukan, serta menerima permohonan dana dan menyeleksi penerima dana.

Negara-negara G20 dan di luar kelompok G20 nantinya dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh dana dari Pandemic Fund untuk memperkuat kemampuan mencegah dan menanggulangi ancaman pandemi di masa depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement